KONSTRUKSI REALITAS MEDIA TERHADAP PARTAI KOMUNIS INDONESIA (ANALISIS WACANA PARTAI KOMUNIS INDONESIA DALAM TAYANGAN INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE EPISODE "50 TAHUN G30S PKI PERLUKAH NEGARA MINTA MAAF")
Main Author: | KHALIDA, MEYLIZA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2016
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/15558/1/ABSTRAK.pdf http://scholar.unand.ac.id/15558/2/BAB%20I%20PENDAHULUAN.pdf http://scholar.unand.ac.id/15558/3/BAB%20V%20PENUTUP.pdf http://scholar.unand.ac.id/15558/4/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://scholar.unand.ac.id/15558/5/SKRIPSI%20UTUH%20MEYLI.pdf http://scholar.unand.ac.id/15558/ |
Daftar Isi:
- Media sebagai alat penyalur informasi kepada khalayak dituntut untuk berjalan sesuai dengan kaidah jurnalisme yang telah ditentukan dalam aturannya. Ideologi dan keprofesionalisan wartawan dituntut untuk bersikap netral dalam membuat sebuah berita atau informasi yang akan disampaikan untuk kemudian dipahami oleh khalayak. Namun pada kenyataannya tidak demikian. Bahkan media mengkonstruksi sebuah berita tidak sesuai dengan apa yang sebenarnya terjadi, apalagi jika fakta dari sebuah berita tersebut belum jelas. Seperti pemberitaan mengenai tragedi pemberontakan Partai Komunis Indonesia yang kemudian muncul lagi kepermukaan setelah 50 tahun terjadinya peristiwa tersebut. Munculnya wacana negara akan minta maaf pada PKI menuai reaksi yang beragam dari masyarakat,peran media dalam menyebarkan membuat kondisi semakin buruk. Konstruksi realitas yang dilakukan oleh Media, khususnya dalam tayangan program talkshow ILC TV One dapat diketahui dengan melakukan penelitian dengan metode analisis wacana Teun Van Dijk, dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan paradigma kritis. Untuk mendukung hasil analisis, dilakukan wawancara dengan informan berasal dari pengamat sosial, pengamat sejarah, dan penonton yang menonton acara tersebut. Hasil dari penelitian diketahui bahwa program ILC ini mengkonstruksi atau menggambarkan pesan bahwa PKI tidak layak mendapat permintaan maaf dari negara, ILC selama episode ini berlangsung menggambarkan bahwa PKI sebagai kelompok yang disalahkan, sangat terlihat keberpihakan ILC dalam menolak PKI. Namun sikap netral ditunjukkan oleh pemandu acara Karni Ilyas selama diskusi berlangsung.