IDENTIFIKASI INTERAKSI PADATAN PADA SISTEM BINER KUERSETIN-NIKOTINAMIDA
Main Author: | DILLAH, AZHARI |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/14835/1/201602232322rd_skripsi%20dillah%20a%20.pdf http://scholar.unand.ac.id/14835/ |
Daftar Isi:
- Telah dilakukan penelitian pembuatan sistem biner dispersi padat kuersetin-nikotinamida. Sistem biner dibuat dengan metode penguapan pelarut dan dibuat campuran fisik sebagai pembanding. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis interaksi struktur dan mengetahui pengaruh pembentukan sistem biner kuersetin-nikotinamida terhadap kelarutannya. Identifikasi interaksi sistem biner dilakukan dengan difraksi sinar-X serbuk, termal DTA (Differential Thermal Analysis), Spektroskopi inframerah (IR), pengamatan morfologi permukaan menggunakan SEM (Scanning Electron Microscopy), dan uji kelarutan menggunakan larutan jenuh dengan medium etanol:air (1:1). Penetapan kadar kuersetin dilakukan dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) menggunakan fase gerak asetonitril:asam posfat 0,1% (55:45). Difraktogram sinar-X serbuk menunjukkan terjadinya penurunan intensitas puncak dari fase kristal tetapi tidak menandakan adanya terbentuk fase kristalin baru. Analisis termal DTA menunjukkan penurunan titik lebur pada sistem biner dibandingkan dengan kuersetin yang diduga terbentuk campuran eutetikum. Hasil SEM menunjukkan adanya perubahan bentuk morfologi kristal dibandingkan dengan komponen murni. Analisis FT IR memperlihatkan pergeseran bilangan gelombang dari spektrum kuersetin dan nikotinamda. Hasil interaksi menunjukkan pembentukan konglomerat (eutektikal) antara kedua fase kristalin dalam keadaan padat. Pembentukan sistem biner kuersetin-nikotinamida dapat meningkatkan kelarutan senyawa tunggal kuersetin. Kelarutan kuersetin, campuran fisik dan sistem biner kuersetin-nikotinamida yaitu 0,294±0,005 mg/mL, 0,338±0,004 mg/mL, dan 0,419±0,001 mg/mL. Kesimpulan, terjadinya peningkatan kelarutan setelah pembentukan sistem biner kuersetin-nikotinamida.