Pengembangan Pariwisata oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (DISBUDPAR) Kota Bukittinggi untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)
Main Author: | Rezi, Kurnia Putri |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/11673/1/201504240951th_skripsi%20fix%20pdf.pdf http://scholar.unand.ac.id/11673/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi khususnya Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bukittinggi Untuk Meningkatakan Pendapatan Asli Daerah. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh besarnya kontribusi pendapatan daerah dari sektor pariwisata terhadap pendapatan asli daerah Kota Bukittinggi, tetapi pendapatan tersebut hanya berasal dari dua objek wisata saja yaitu objek wisata Taman Marga Satwa dan Budaya Kinantan dan Taman Panorama dan Lobang Jepang. Oleh karena itu, fokus penelitian ini adalah melihat bagaimana pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bukittinggi Untuk Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah dan kendala apa saja yang dihadapi Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Bukittinggi dalam melakukan pengembangan pariwisata. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan dokumentasi. Sementara itu, teknik keabsahan data yang peneliti gunakan adalah triangulasi sumber. Pemilihan informan dilakukan dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini menggunakan teori Robert Christie Mill yang menggunakan 4 analisa dalam pengembangan pariwisata yaitu Analisa Pasar, Analisa Teknik dan Perencanaan, Analisa Sosioekonomi, Analisa Bisnis dan Hukum. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menarik kesimpulan bahwa pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Bukittinggi dalam peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sudah berjalan dengan baik, karena pengembangan pariwisata yang dilakukan oleh Pemerintah bukan hanya untuk meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata saja, tetapi juga dapat meningkatkan pendapatan daerah dari sektor-sektor lain penyumbang pendapatan daerah. Kendala dalam melakukan pengembangan pariwisata oleh pemerintah Kota Bukittinggi ini adalah lahan yang terbatas karena luas Kota Bukittinggi yang kecil, dan juga masalah anggaran dari APBD yang terbatas dan anggaran tidak dicairkan pada awal bulan.