PENERAPAN PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) MAINAN ANAK DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PERLINDUNGAN KONSUMEN DI KOTA PADANG
Main Author: | YULIA, FRANSISKA |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2015
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://scholar.unand.ac.id/10129/1/201510221909nd_yulia%20fransiska%20pdf.pdf http://scholar.unand.ac.id/10129/ |
Daftar Isi:
- Salah satu bukti dari rasa sayang dan cinta kepada anak-anak kita adalah pemberian hadiah berupa mainan. Mainan merupakan kodrat (nature) dalam kehidupan anak tetapi lebih dari itu, mainan merupakan media anak untuk belajar mengenal lingkungan sekitar. Melalui mainan, anak dapat terbantu dalam mengembangkan kemampuan fisik, mental, sosial, emosional dan kreativitas yang terpendam dalam diri mereka. Kemampuan ini sangat penting dan menjadi modal utama anak untuk menjalani kehidupan. Mainan tidak hanya memberi kegembiraan, tetapi juga menyediakan sarana pengembangan diri bagi anak.1 Berdasarkan ketentuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Mainan Anak yang berlaku, mainan anak yang harus wajib SNI salah satunya adalah mainan yang terbuat dari karet dan/atau plastik. Salah satu mainan yang terbuat dari karet ialah Rainbow Loom Band (Gelang Karet Warna). Rainbow Loom band merupakan karet warna-warni dengan diameter tidak lebih dari 2 cm. Karet ini dirangkai dan dianyam dengan berbagai bentuk. Merangkainya pun cukup mudah karena dibantu pasak. Loom band bisa dibuat menjadi gelang, kalung, cincin, gantungan kunci, gantungan ponsel, dan lainnya. Namun, penelitian Assay Laboratory di Birmingham, Inggris menemukan adanya zat phthalates dalam jumlah yang tinggi. Terlebih pada merek-merek tiruan rainbow loom band.