MONOGRAF KESENJANGAN PENDAPATAN RUMAH TANGGA DAN KEMISKINAN DI INDONESIA

Main Author: Rahmadana, Muhammad Fitri
Format: Book PeerReviewed
Bahasa: ind
Terbitan: CV. Pena Persada , 2022
Subjects:
Online Access: http://digilib.unimed.ac.id/51943/1/Book.pdf
http://digilib.unimed.ac.id/51943/
Daftar Isi:
  • Salah satu kriteria yang sering digunakan untuk mengetahui keadaan perekonomian di suatu wilayah, adalah pertumbuhan ekonomi dengan melihat pertumbuhan PDRB. Secara lebih rinci sering pula diulas faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Menurut Todaro (2000), pertumbuhan ekonomi adalah salah satu proses multidimensi dari pembangunan yang melibatkan perubahan-perubahan besar dalam setruktur sosial termasuk di dalamnya pengurangan ketimpangan dan kemiskinan. Namun demikian pertumbuhan ekonomi yang hanya diukur dengan pendapatan regional belum tentu berkorelasi positif dengan kesejahteraan masyarakatnya atau dapat dikatakan bahwa besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi, tidak memberikan gambaran bahwa seluruh penduduk yang ada di wilayah tersebut meningkat kesejahteraannya. Sangat mungkin terjadi, ekonomi meningkat pesat tetapi jumlah penduduk miskin serta kesenjangan juga meningkat. Kesenjangan yang tinggi akan menjadi penghambat dari kemakmuran, tumbuhnya institusi yang berkualitas, dan berkembangnya pendidikan yang bermutu tinggi, (Easterly, 2007). Kesenjangan distribusi pendapatan tidak terlepas atau sangat erat hubungannya dengan kemiskinan. Kemiskinan merupakan masalah yang dihadapi oleh semua negara di dunia. Menurut Kuncoro (1997), kemiskinan dapat ditinjau dari 2 sisi, yaitu: pertama, kemiskinan absolute, dimana dengan pendekatan ini di identifikasikan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tertentu. kedua, kemiskinan relatif, yaitu pangsa pendapatan nasional yang diterima oleh masing�masing golongan pendapatan. Dengan kata lain, kemiskinan relatif amat erat kaitannya dengan masalah distribusi pendapatan. Distribusi pendapatan pada sebuah perekonomian adalah hasil akhir dari seluruh proses ekonomi, yang artinya bahwa distribusi pendapatan pada prinsipnya harus memperhitungkan semua faktor yang mempengaruhinya. Adam Smith dan Marx berpendapat bahwa persoalan pokok dari distribusi pendapatan adalah bagaimana hasil penjualan produk dibagi diantaranya upah, sewa dan laba (Bigsten, 1987). Penurunan angka kemiskinan merupakan sebuah tujuan utama dari pembangunan fundamental yang menjadi indikator keefektifan program-program pembangun (Maipita, 2010). Kemiskinan menyisakan permasalah terbesar dalam cakupan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Biro Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa terdapat sekitar 27 ribu orang miskin pada September tahun 2016, dan di September 2017 terjadi penurunan menjadi sekitar 26 ribu. Namun kodisi kemiskinan indonesia masih sangat tinggi. Tujuan pembangunan suatu negara adalah untuk mewujudkan masyarakat yang makmur dan sejahtera. Akibat adanya kesenjangan pendapatan tersebut khususnya rumah tangga konsumen akan mempengaruhi daya beli dan meningkatkan kemiskinan disuatu negara. Sen (1999) mencatat, "Kesenjangan pendapatan dapat terjadi secara substansial dari ketimpangan di beberapa 'ruang' lainnya, yaitu dalam hal variabel lain yang relevan, seperti kesejahteraan, kebebasan dan aspek kualitas hidup yang berbeda. Hal ini telah dibuktikan secara empiris oleh Samman dkk. (2011). Kesenjangan distribusi pendapatan, kesejahteraan, dan kemiskinan sekali lagi menarik perhatian banyak pihak, seperti perencana pembangunan, peneliti sosial, politisi, dan warga negara secara meluas. Masalah-masalah tersebut menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi tidak paralel secara otomatis dengan perluasan pekerjaan dan penurunan angka kemiskinan. Jadi, kebijakan ekonomi haruslah didesain kembali lebih kepada pro pertumbuhan, pro lowongan kerja, dan pro kemiskinan (Maipita, 2010).