Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk hiperrealitas yang dilakukan oleh pedagang Thrift Shop di Kelurahan Tanjung Balai Kota III dan untuk mengetahui makna Thrift Shop. Adapun yang menjadi informan penelitian ini adalah anak remaja di Kelurahan Tanjung Balai Kota III. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif dan teknik pengumpulan data yang digunakan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik pemilihan informan yang digunakan yaitu purposive sampling. Hasil penelitian menjelaskan bahwa bentuk hiperrealitas muncul dikarenakan adanya teknik khusus dalam menjual Barang Thrifting yaitu dengan cara mendisplay barang Thrifting bermerk yang akan dijual dengan dicuci terlebih dahulu agar pakaian tersebut semakin menarik dan dapat memberi keuntungan yang besar. Proses simulasi yang diciptakan oleh pedagang Thrift Shop dapat dilihat dari strategi penjualan barang Thrifting bisa memunculkan hiperrealitas. Ketika pedagang merancang ide dagangannya menjadi olahan barang yang sangat bagus dengan cara membersihkan kembali pakian-pakaian bekas, dikemas dengan bersih lalu diperjual belikan dipasaran ini kemudian penataan barang Thrifting di Thrift shop dapat menciptakan hiperrealitas. Dapat mengubah pikiran seseorang menjadi tertarik dari segi merk maupun strategi penjualannya yang awalnya barang Thrifting itu merupakan pakaian bekas tetapi diolah oleh pedagang Thriftshop menjadi pakaian yang dikemas menjadi terbaru dan mendapatkan harga yang ekonomis. Adapun makna Thrift Shop bagi pedagang dan pelanggan bahwa Thrift Shop itu berasal dari pakaian yang diimport dari luar negeri kemudian diolah kembali menjadi pakaian bermerk yang bagus seperti baru. Bertentangan dengan pengertian yang sebbenarnya bahwa Thrift Shop merupakan kegiatan amal, kegiatan membagikan pakaian bekas milik sendiri untuk orang-orang yang membutuhkan. Dari hal tersebut terlihat bahwa pakaian bekas yang dikenal Thrift Shop ini sangat diminati banyak orang.