Daftar Isi:
  • Pada umumnya asap cair diaplikasikan sebagai bahan pengawet makanan, pengawet kayu, pembasmi hama, dan penggumpal karet. Asap cair juga dapat diolah menjadi bahan bakar, namun pemanfaatannya secara langsung masih diperlukan proses lebih lanjut dikarenakan nilai O/C tinggi, keasaman tinggi, nilai kalor rendah dan kekentalan yang berubah selama penyimpanan. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan potensi asap cair sehingga lebih stabil yang dilakukan dengan proses hidrodeoksigenasi dengan penambahan katalis zeolit alam yang diembankan dengan logam Cu. Pada proses aktivasi zeolit dilakukan dengan dua cara yaitu aktivasi secara kimia menggunakan larutan asam klorida (HCl 5 M) dan aktivasi secara fisika dilakukan dengan kalsinasi pada suhu tinggi (500 oC). Kemudian zeolit diimpregnasi dengan logam Cu. Setelah itu dilakukan tahap aktivasi yang meliputi kalsinasi dan oksidasi yang dilakukan dengan mengaliri gas N2 dan O2 selama 2 jam pada suhu 500 oC Kristanilitas katalis ditentukan dengan metode X-Ray Diffraction (XRD), dan untuk menentukan luas permukaan, volume total pori dan rerata jejari pori digunakan metode BET. Hasil XRD menunjukkan kristalinitas katalis CuO/ZAA sebesar 69,87% dan hasil BET menunjukkan luas permukaan sebesar 24,709 m2/g, volume total pori sebesar 24,709 m2/g dan rerata jejari pori sebesar 1,88 nm. Hasil hidrodeoksigenasi asap cair dikarakterisasi menggunakan GC-MS, dan dilakukan analisis terhadap pH, bilangan asam, densitas, viskositas, kadar air dan nilai kalornya. Hasil hidrodeoksigenasi menghasilkan asap cair dengan karakteristiknya yaitu pH 2,4; bilangan asam 118,8 mg NaOH/g; densitas 1,23 g/mL; viskositas 3,13 cP; kadar air 8,30%; nilai kalor 20,97 MJ/kg; nilai O/C 0,77 dan %DOD sebesar 85,34%. Data GC-MS menunjukkan terjadinya peningkatan kadar fenol sebesar 43,28%. Data-data ini menunjukkan asap cair memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai biofuel alternatif.