Daftar Isi:
  • Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yang diajar dengan menggunakan model Discovery Learning dan model Problem Based learning dan mendeskripsikan tingkat kemampuan penalaran matematis siswa yang pembelajarannya menerapkan model Discovery Learning dan model Problem Based Learning. Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII SMP Bunda Mulia Saribudolok yang berjumlah 6 kelas kemudian dilakukan pengambilan sampel dengan menggunakan teknik cluster sampling. Sampel yang digunakan sebanyak dua kelas yaitu kelas VIII-A sebanyak 30 orang dan kelas VIII-D sebanyak 25 orang. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah pretest dan posttest yang berbentuk uraian. Pretest digunakan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sedangkan posttest digunakan untuk mengetahui perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa setelah diberikan perlakuan yang berbeda. Pengujian hipotesis yang digunakan adalah uji t 2 pihak dengan dk=53 dan ∝ =0,05, maka diperoleh thitung sebesar 6,26 dan ttabel sebesar 2,005 yang artinya thitung > ttabel atau H0 ditolak sedangkan H1 diterima sehingga dsimpulkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan penalaran matematis siswa yang pembelajaran menerapkan model Discovery Learning dan model Problem Based Learning di SMP Bunda Mulia Saribudolok. Tingkat kemampuan penalaran matematis siswa yang pembelajarannya menerapkan model Discovery Learning dengan model Problem Based Learning ditinjau berdasarkan rata-rata nilai postest dalam setiap indikator. Pada indikator menyajikan pernyataan matematis rata-rata kelas yang menerapkan model Problem Based Learning lebih tinggi daripada model Discovery Learning. Pada indikator mengajukan dugaan, melakukan manipulasi matematis dan menarik kesimpulan rata-rata kelas yang menerapkan model Discovery Learning lebih tinggi daripada model Problem Based Learning.