Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas objek wisata Berastagi sebelum pandemi, bentuk regulasi Pemerintah Kabupaten Karo terhadap kegiatan pariwisata di Berastagi pada masa pandemi serta untuk mengetahui dampak pandemi terhadap objek wisata Berastagi (Bukit Kubu, Gundaling, Pasar Buah, Agrowisata, Taman Lumbini). Jauh sebelum Pandemi Covid, 100 tahun berlalu Tanah Karo/ Berastagi juga sempat dilanda Pandemi Flu Spanyol yang memakan korban jiwa serta mematikan segala kegiatan yang didominasi kegiatan pertanian di Tanah Karo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif kualitatif melalui penelitian lapangan dan studi kepustakaan dan tehnik pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan wawancara. Hasil penelitian yang diperoleh masa pandemi diawal 2020 menjadi pemicu terhambatnya kegiatan pariwisata termasuk di Berastagi. Tindak lanjut dari Dinasa Pariwisata Pemkab Karo dengan mengeluarkan regulasi Pariwisata Kabupaten Karo, maka diberlakukan penutupan objek wisata di Berastagi yang berdampak negatif dan positif terhadap pengelola/pemilik, pekerja dan lokasi objek wisata seperti dampak negatif hilangnya mata pencaharian, pengangguran dan peralihan profesi dari setiap orang yang berkerja di sektor pariwisata dan positif bersihnya objek wisata dari sampah, polusi udara dan kebisingan serta terciptanya waktu yang banyak bersama keluarga. Masa New Normal dengan pembukaan dan pemulihan kegiatan pariwisata dengan menerapkan protokol kesehatan dan berdampak baik. Meskipun sudah berada dimasa New Normal, pandemi dan dampak negatif masih sangat dirasakan pekerja industri pariwisata, berkaitan dengan kunjungan wisatawan dan daya beli yang menurun, pendapatan jatuh hingga 50-70% dibanding tahun sebelumnya, dan kekawatiran pekerja, industri pariwisata menjari carier dengan adanya interaksi di objek wisata.