Daftar Isi: Devi Ratna Sari Nim. 3163322010, Pandangan Masyarakat Terhadap Biduan Dangdut Keyboard di Desa Teluk Dalam Kecamatan Teluk Dalam Kota Kisaran Kabupaten Asahan

Main Author:	Sari, Devi Ratna
Format:	Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa:	ind
Terbitan:	, 2020
Subjects:	GN301 Ethnology. Social and cultural anthropology GN406.1 Technology. Material culture GN448 Economic organization. Economic anthropology GN502 Psychological anthropology
Online Access:	http://digilib.unimed.ac.id/42636/1/1.%20NIM.%203163322010%20COVER.pdf http://digilib.unimed.ac.id/42636/2/2.%20NIM.%203163322010%20APPROVAL%20SHEET.pdf http://digilib.unimed.ac.id/42636/3/3.%20NIM.%203163322010%20ABSTRACT.pdf http://digilib.unimed.ac.id/42636/4/4.%20NIM.%203163322010%20PREFACE.pdf http://digilib.unimed.ac.id/42636/5/5.%20NIM.%203163322010%20TABLE%20OF%20CONTENT.pdf http://digilib.unimed.ac.id/42636/6/6.%20NIM.%203163322010%20CHAPTER%20I.pdf http://digilib.unimed.ac.id/42636/7/10.%20NIM.%203163322010%20CHAPTER%20V.pdf http://digilib.unimed.ac.id/42636/8/11.%20NIM.%203163322010%20BIBLIOGRAPHY.pdf http://digilib.unimed.ac.id/42636/

Daftar Isi:

Penelitian bertujuan mengetahui pandangan masyarakat terhadap biduan dangdut keyboard di Desa Teluk Dalam, Kecamatan Teluk Dalam, Kota Kisaran, Kabupaten Asahan. Metode penelitian digunakan adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Informan penelitian adalah masyarakat yang mengundang jasa keyboard, pemilik keyboard serta masyarakat yang pro dan kontra terhadap biduan dangdut keyboard. Teknik analisis data yang digunakan mengikuti 3 langkah, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Kajian menyimpulkan bahwa pandangan masyarakat terhadap biduan dangdut keyboard meliputi positif dan negatif. Pandangan positif melihat keyboard sebagai hiburan, dan persepsi negatif melihat biduan dangdut dari sisi luarnya, seperti pakaian sexy dan tarian erotis. Perilaku remaja terlihat merokok, mabuk, menonton hingga malam, dan berjoget. Tidak jarang, remaja terlibat perkelahian karena hal-hal sepele seperti perang mulut, tersenggol atau pandangan mata.