Daftar Isi:
  • Indeks pembangunan manusia merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. Pembangunan manusia menekankan terpenuhinya kehidupan yang layak bagi manusia. Pemerintah melakukan upaya peningkatan kualitas penduduk sebagai sumberdaya, baik dari aspek pendidikan seperti subsidi yang dimuat dalam Undang-Undang, dari sisi kesehatan dan sudut pandang ekonomi yang dapat dilihat dari pendapatan masyarakat. Pada penelitian ini, penulis menganalisa bagaimana pengaruh kemandirian keuangan daerah, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk miskin sebagai upaya dalam proses peningkatan pembangunan manusia di masing-masing provinsi di Indonesia. Data penelitian diambil dari 34 provinsi di Indonesia dengan kurun waktu dari tahun 2014-2018 melalui Badan Pusat Statistik. Melalui uji chow dan uji hausman, maka penelitian ini menggunakan analisis data panel dengan pendekatan Fixed Effect Model (FEM). Hasil penelitian secara parsial atau melalui uji t hitung menunjukkan bahwa kemandirian keuangan daerah berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia dengan nilai t-statistik sebesar 3,100864 dan probabilitas α < 0,05, pendapatan perkapita yang diambil dari data PDRB per kapita berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia dengan nilai t�statistik sebesar 5,131457 dan probabilitas α < 0,05, dan jumlah penduduk miskin berpengaruh signifikan terhadap indeks pembangunan manusia dengan nilai t�statistik sebesar -16,10742 dan probabilitas α < 0,05. Hasil uji simultan atau F hitung menunjukkan nilai F-statistik sebesar 74,08607 dengan probabilitas α < 0,05 yang artinya secara bersama-sama variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Melalui hasil uji R2 diperoleh nilai sebesar 0,952502 artinya variabel kemandirian keuangan daerah, pendapatan perkapita dan jumlah penduduk miskin mampu menjelaskan pengaruhnya terhadap indeks pembangunan manusia di masing-masing provinsi di Indonesia sebesar 95 persen.