Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa dengan Model Problem Based Learning
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: (1) tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya belajar setelah pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah; (2) kesalahan dan kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan soal kemampuan pemecahan masalah matematika ditinjau dari gaya belajar setelah pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Rantau Selatan kelas X MIPA 1 yang berjumlah 32 orang, kemudian diangkat untuk subjek wawancara berdasarkan gaya belajar Kolb & Kolb yaitu akomodasi, divergen, asimilasi, dan konvergen berdasarkan tingkat yang diperoleh berdasarkan indikator dan aspek kesulitan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: (1) terdapat 8 siswa (25%) memiliki gaya belajar akomodasi dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika untuk kategori sedang berjumlah 3 orang siswa, dan kategori rendah berjumlah 5 orang siswa; terdapat 11 siswa (34,37%) memiliki gaya belajar divergen dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika untuk kategori tinggi berjumlah 1 orang siswa, kategori sedang berjumlah 4 orang siswa, dan kategori rendah berjumlah 6 orang; terdapat 9 siswa (28,13%) memiliki gaya belajar asimilasi dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika untuk kategori sedang berjumlah 2 orang siswa, dan kategori rendah berjumlah 7 orang; terdapat 4 siswa (12,5%) memiliki gaya belajar konvergen dengan tingkat kemampuan pemecahan masalah matematika untuk kategori sedang berjumlah 3 orang siswa, dengan kategori rendah berjumlah 1 orang siswa; (2) untuk kesulitan siswa dengan gaya belajar akomodasi, siswa dengan kategori rendah mengalami kesulitan pada indikator prinsip dan siswa dengan kategori sedang mengalami kesulitan pada indikator prinsip; untuk kesulitan siswa dengan gaya belajar divergen, siswa dengan kategori rendah mengalami kesulitan pada indikator konsep dan prinsip, siswa dengan kategori sedang mengalami kesulitan pada indikator konsep dan siswa dengan kategori tinggi mengalami kesulitan pada indikator prinsip; untuk kesulitan siswa dengan gaya belajar asimilasi, siswa dengan kategori rendah mengalami kesulitan pada indikator masalah verbal dan siswa dengan kategori sedang mengalami kesulitan pada indikator konsep; untuk kesulitan siswa dengan gaya belajar konvergen, siswa dengan kategori rendah mengalami kesulitan pada indikator prinsip dan siswa dengan kategori sedang juga mengalami kesulitan pada indikator prinsip.