Pengembangan Model Pembelajaran Kimia Berbasis Literasi Saintifik Untuk Meningkatkan Kompetensi Mahasiswa Dalam Pembelajaran Kimia Fisika
Daftar Isi:
- Model pembelajaran kimia berbasis literasi saintifik (KBLS) sangat penting dalam membangun literasi saintifik sebagai dasar menumbuhkan keterampilan berpikir kritis. Tujuan penelitian ini adalah menghasilkan. produk model pembelajaran kimia berbasis literasi saintifik untuk membangun kemampuan literasi kimia dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis. Prosedur penelitian terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Investigasi Awal, (2) perancangan (3) realisasi, dan (4) tes, evaluasi dan revisi. Tahap uji coba dan tahap implementasi dilakukan pada tiga kelas yang berbeda. Kelas A dengan model problem based learning berbasis literasi saintifik (KBLS-PBL), kelas B dengan projek based learning berbasis literasi saintifik (KBLS-PjBL), dan kelas C dengan inquiry based learning berbasis literasi saintifik (KBLS-IBL). Materi yang diujicobakan adalah Kinetika kimia dan Kesetimbangan Kimia, yang merupakan bagian dari materi pada mata kuliah Kimia Fisika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa produk pengembangan Model pembelajaran KBLS dan perangkat pembelajaran sebagai pendukung model pembelajaran KBLS yang valid, praktis dan efektif untuk meningkatkan kompetensi keterampilan berpikir kritis dalam proses pembelajaran Kimia Fisika telah berhasil dikembangkan dengan penerapan model pembelajaran KBLS-PBL, KBLS-PjBL dan KBLS-IBL. Model pembelajaran KBLS memiliki 5 (lima) sintaks pembelajaran, yaitu: (1) Orientasi dengan membuat dan mengidentifikasi pertanyaan melalui tahap kontak; (2) membedakan pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah melalui tahap kuriositi; (3) mengevaluasi cara mengeksplorasi pertanyaan secara ilmiah untuk memastikan keandalan data melalui tahap elaborasi; (4) mentransformasi data dari satu bentuk representasi ke bentuk lain melalui tahap pengambilan keputusan; (5) menganalisis dan menafsirkan data serta menarik kesimpulan melalui tahap nexus. Analisis statistik dari penerapan ketiga model tersebut secara terintegrasi melalui rancangan faktorial 3x2 menunjukkan keterampilan berpikir kritis mahasiswa dan kemampuan literasi kimia dari model KBLS-IBL lebih tinggi secara signifikan daripada KBLS-PBL dan KBLS-PjBL (α= 5%). Namun penerapan model pembelajaran KBLS-IBL atau KBLS-PBL ataupun KBLS-PjBL, efektif untuk mencapai kompetensi kemampuan literasi kimia dan keterampilan berpikir kritis mahasiswa pada mata kuliah Kimia Fisika. Hasil Uji regresi dan korelasi menunjukkan bahwa hubungan antara kemampuan literasi kimia dengan keterampilan berpikir kritis bersifat linier, kuat dan signifikan. Model Pembelajaran KBLS yang paling tepat digunakan untuk mengembangkan kemampuan literasi kimia dan meningkatkan keterampilan berpikir kritis adalah KBLS-IBL dengan skor kemampuan literasi kimia (x ̅=82,69) dan keterampilan berpikir kritis (x ̅=86,23). Hal ini disebabkan model pembelajaran inkuiri mengembangkan kemampuan kognitif dan keterampilan manipulatif dengan penyelidiakan ilmiah yang mendukung aspek literasi kimia dan berpikir kritis.