Daftar Isi:
  • Nanas yang sangat terkenal di Sumatera Utara yaitu nanas yang berasal dari daerah Sipahutar. Nanas ini terkenal dengan rasa manisnya yang khas, tidak terlalu berair, ukurannya yang besar, serta memiliki warna kulit buah kuning dengan ujung kehijauan. Permasalahan didalam produksi nanas Sipahutar yaitu terbatasnya ketersediaan bibit. Masalah tersebut dapat diselesaikan dengan memanfaatkan teknik in vitro. Pemanfaatan teknik kultur in vitro pada nanas dapat memungkinkan munculnya variasi somaklonal terutama pada plantlet yang sudah mengalami tahapan subkultur. Variasi somaklonal ini merupakan salah satu permasalahan dalam produksi bibit secara komersial sehingga perlu dilakukannya pemeriksaan awal dengan menggunakan penanda molekuler Inter Simple Sequence Repeat (ISSR). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kestabilan genetik dan primer ISSR yang dapat digunakan pada tanaman nanas asal Sipahutar. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu persiapan dan preparasi sampel, isolasi DNA, optimasi primer, amplifikasi primer ISSR dengan metode PCR, dan elektroforesis. Analisis data dilakukan dengan analisis cluster dan PCA menggunakan aplikasi NTSYS-PC dan dilakukan analisis diversitas dengan menggunakan GenAlex. Berdasarkan hasil dari penelitian ini diketahui bahwa sampel nanas hasil kultur in vitro dengan tanaman induk tidak stabil. Berdasarkan hasil dendogram diketahui tingkat kesamaan dan kestabilan genetik tanaman nanas Sipahutar yang sudah mengalami kultur in vitro dengan menggunakan 6 penanda molekuler ISSR yaitu sebesar 76-97%. Tingkat kestabilan genetik tanaman nanas asal Sipahutar ini dapat dipengaruhi oleh faktor lama masa kultur dan penggunaan ZPT BA. Primer yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipakai untuk mengamati kestabilan genetik nanas asal Sipahutar kecuali ISSR 25 dengan nilai PIC sebesar 0.000.