ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SERTA DISPOSISI MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERTIVE TYPE JIGSAW PADA SISWA KELAS X SMA GLOBAL PRIMA
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan berpikir kritis serta disposisi matematis siswamelalui penerapan model pembelajaran kooperative type Jigsaw, meliputi (1) kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperative type Jigsaw, (2) kemampuan berpikir kritis siswa ditinjau dari disposisi matematis siswa dalam pembelajaran, (3) indikator berpikir kritis dan disposisi matematis mana yang dominan meningkat dalam pembelajaran dan (4) kesulitan siswa ditinjau dari indikator berpikir kritis dan disposisi matematis setelah pembelajaran. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa X – IPA 1 SMA Global Prima National Plus School Medan sebanyak 32 orang dan objek penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Instrumen yang digunakan terdiri dari test kemampuan berpikir kritis, angket disposisi matematis, pedoman wawancara. Analisis data menggunakan model Mile and Huberman. Berdasarkan data yang diperoleh, (1) Siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi memiliki kemampuan interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi tinggi. Siswa dengan kemampuan berpikir kritis sedang memiliki kemampuan interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi sedang. Siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah memiliki kemampuan interpretasi, analisis, evaluasi dan inferensi rendah. Sedangkan siswa dengan disposisi matematis tinggi memiliki kepercayaan diri, fleksibilitas, ketekunan, keingintahuan, reflektif, aplikasi dan apresiasi tinggi. Siswa dengan disposisi matematis sedang memiliki kepercayaan diri, fleksibilitas, ketekunan, keingintahuan, reflektif, aplikasi dan apresiasi sedang. Siswa dengan disposisi matematis rendah memiliki kepercayaan diri, fleksibilitas, ketekunan, keingintahuan, reflektif, aplikasi dan apresiasi rendah, (2) siswa dengan kemampuan berpikir kritis tinggi memiliki disposisi matematis tinggi, siswa dengan kemampuan berpikir kritis sedang memiliki disposisi matematis sedang, siswa dengan kemampuan berpikir kritis rendah memiliki disposisi matematis rendah, (3) indikator kemampuan berpikir kritis yang dominan meningkat adalah indikator tiga (evaluasi) dan indikator disposisi matematis yang dominan meningkat adalah indikator dua (fleksibilitas), (4) kesulitan yang dialami siswa yaitu siswa kurang mampu mengaplikasikan beberapa indikator pada kemampuan berpikir kritis dan disposisi matematis siwa dalam menyelesaikan soal.