Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis: (1) kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pendekatan Realistic Mathematics Education, (2) Adversity Quotient siswa melalui pendekatan Realistic Mathematics Education, dan (3) Kesulitan berpikir kritis yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah matematika melalui pendekatan Realistic Mathematics Education. Subjek penelitian kelas VII-I SMP Negeri 3 Stabat yang berjumlah 32 siswa. Instrumen penelitian ini adalah tes kemampuan berpikir kritis matematis, ARP (Adversity Response Profile) dan pedoman wawancara. Analisis data dilakukan dengan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kemampuan berpikir kritis matematis siswa melalui pendekatan Realistic Mathematics Education diperoleh bahwa sebanyak 8 siswa atau sebesar 25% pada kategori rendah, kategori sedang sebanyak 11 siswa atau sebesar 34,375% dan untuk kategori tinggi diperoleh sebanyak 13 siswa atau sebesar 40,625%. Sedangkan Indikator berpikir kritis berupa interpretasi lebih dominan dengan persentase 80,58% hal ini membuktikan bahwa siswa mampu memahami makna dari soal tersebut artinya siswa mampu membuat diketahui dan ditanya dari soal. (2) Adversity Quotient siswa melalui pendekatan Realistic Mathematics Education terdapat 18 siswa tergolong pada kriteria Climber dengan persentase 56,25%, sebanyak 6 siswa dengan kriteria peralihan Camper ke Climber, kemudian 8 siswa untuk kriteria Camper dengan persentase 25%, dan selanjutnya tidak terdapat siswa tergolong dalam kriteria peralihan Quitter ke Camper ataupun Quitter dan untuk aspek Adversity Quotient yaitu Control, Origin dan Ownership, Reach, dan Endurance dalam kategori “sedang”,(3) Kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan masalah matematika melalui pendekatan Realistic Mathematics Education mengalami kesulitan dari memahami konsep, kesulitan dalam menerapkan prinsip, dan juga kesulitan dalam masalah verbal.