Fungsi Dan Makna Tangis Milangi pada Upacara Mate Ncayur Tua Etnis Pakpak di Desa Lae Langge Namuseng Kecamatan Si Telu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini untuk mengetahui fungsi dan makna Tangis Milangi pada upacara Mate Ncayur Tua etnis pakpak di Desa Lae Langge Namuseng Kecamatan Si Telu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat. Landasan teori yang digunakan pada penelitian ini adalah teori bentuk, fungsi, makna, pengertian Tangis Milangi, pengertian upacara Mate Ncayur Tua, dan pengertian etnis Pakpak. Metode penelitian yang digunakan adalah deskripstif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di Desa Lae Langge Namuseng Kecamatan Si Telu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat. Sampel dalam penelitian ini adalah penyanyi Tangis Milangi 1 orang, tokoh adat 1 orang, dan masyarakat setempat 2 orang. Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi lapangan, studi kepustakaan, dokumentasi berupa video dan foto-foto serta melakukan wawancara. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2019-Juni 2019 di Desa Lae Langge Namuseng Kecamatan Si Telu Tali Urang Julu Kabupaten Pakpak Bharat. Upacara Mate Ncayur Tua dalam masyarakat etnis Pakpak merupakan suatu rangkaian acara adat kematian terhadap seseorang yang meninggal diusia tua dan semua anak-anaknya sudah berumah tangga. Upacara kematian ini disebut juga dengan Kerja Njahat karena berhubungan dengan dukacita. Bentuk lagu dari Tangis Milangi pada masyarakat Pakpak tidak mempunyai pola yang baku, melainkan disesuaikan dengan syair atau lirik yang dinyanyikan. Meskipun begitu nyanyian ratapan ini tetap memiliki alur melodi yang hampir sama. Tangis Milangi dapat difungsikan sebagai media komunikasi terhadap orang yang sudah meninggal. Komunikasi ini merupakan komunikasi sepihak, karena hanya satu orang yang berbicara tanpa ada respon ataupun jawaban yang di dapat. Tangis Milangi mempunyai makna tertentu yaitu sebagai pengungkapan kesedihan, penyampaian pesan, penyampaian doa dan harapan, dan sebagai bentuk keberdukaan seseorang karena ditinggalkan oleh orang yang dicintainya.