ANALISIS KESULITAN PROSES BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DI SMP NEGERI 13 MEDAN
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui: (1) tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam Pembelajaran Berbasis Masalah; (2) deskripsi proses jawaban siswa dalam pembelajaran berbasis masalah; (3) kesulitan proses berpikir kreatif matematis siswa dalam pembelajaran berbasis masalah (PBM). Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian ini adalah siswa SMP Negeri 13 Medan kelas VIII-5 yang berjumlah 32 orang, kemudian diangkat untuk subjek wawancara berdasarkan tingkat kemampuan berpikir kreatif dan proses jawaban siswa, berdasarkan indikator dan aspek kesalahan. Adapun hasil penelitian sebagai berikut: (1) tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis dari 32 orang siswa dengan kemampuan ‘sangat rendah’ sebanyak 31,25% berjumlah 10 siswa, kemampuan ‘rendah’ sebanyak 6,25% berjumlah 2 siswa, kemampuan ‘sedang’ sebanyak 37,50% berjumlah 12 siswa, kemampuan ‘tinggi’ sebanyak 12,50% berjumlah 4 siswa dan kemampuan ‘sangat tinggi’ sebanyak 12,50% berjumlah 4 siswa; (2) proses jawaban siswa dalam berpikir kreatif pada pembelajaran berbasis masalah yaitu: a) Pada kategori sangat tinggi, siswa menyelesaikan masalah pada indikator kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi. b) Pada kategori tinggi, siswa menyelesaikan masalah pada indikator kelancaran, keluwesan dan keaslian. c) Pada kategori sedang, siswa menyelesaikan masalah pada indikator kelancaran dan keluwesan. d) Pada kategori rendah, siswa menyelesaikan masalah pada indikator kelancaran. e) Pada kategori sangat rendah, siswa menyelesaikan masalah pada indikator kelancaran hanya dengan satu cara. Kesulitan proses berpikir kreatif matematis dalam pembelajaran berbasis masalah, yaitu: a) Pada kategori sangat tinggi, siswa tidak memiliki kesulitan. b) Pada kategori tinggi, siswa mengalami kesulitan penerapan ide, pada indikator elaborasi. c) Pada kategori sedang, siswa mengalami kesulitan merencanakan penerapan ide dan penerapan ide pada indikator keluwesan, keaslian dan elaborasi. d) Pada kategori rendah, siswa mengalami kesulitan merencanakan penerapan ide dan penerapan ide pada indikator kelancaran, mengalami kesulitan mensintesis ide, merencanakan penerapan ide dan penerapan ide pada indikator keluwesan, keaslian dan elaborasi. e) Pada kategori sangat rendah, siswa mengalami kesulitan mensintesis ide, merencanakan penerapan ide dan penerapan ide pada indikator kelancaran, keluwesan, keaslian dan elaborasi.