INTERFERENSI MORFOLOGI BAHASA MELAYU DIALEK PANAI DALAM PENGGUNAAN BAHASA TULIS DAN IMPLIKASINYA SEBAGAI BAHAN BACAAN OLEH SISWA KELAS V SD 112202 KECAMATAN PANAI TENGAH
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan interferensi morfologi berbentuk afiksasi; reduplikasi; dan kompositum; mendeskripsikan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi morfologi berbentuk afiksasi, reduplikasi, dan kompositum; dan mendeskripsikan implikasi hasil penelitian interferensi morfologi berbentuk afiksasi, reduplikasi, dan kompositum bahasa Melayu dialek Panai dalam penggunaan bahasa tulis (karangan narasi) sebagai bahan bacaan (handout) siswa kelas V SD 112202 Kecamatan Panai Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskrifsi kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) ada 127 kalimat yang terinterferensi bahasa Melayu dialek Panai di bidang afiksasi yang terdiri atas (a) prefiks ma-, man-, mam-, mang-,many-, ta-, ba-, dan sa-, dan (b) konfiks ma-...-kan, ma-... -i, mang-...-i, mang-...- kan, mam-...kan, man-...kan, ka-...-an, dan pa-...-an. (2) ada 38 kalimat yang terinterferensi bentuk reduplikasi bahasa Melayu dialek Panai yang terdiri atas (a) reduplikasi seluruhnya berupa pengulangan seluruh kata dasar dan pengulangan seluruh kata berafiks, (b) reduplikasi berafiks (berimbuhan), dan (c) reduplikasi berubah bunyi berupa perubahan bunyi; (3) ada 25 kalimat yang terinterferensi bentuk kompositum bahasa Melayu dialek Panai; (4) faktor yang menyebabkan terjadinya interferensi morfologi berbentuk afiksasi, reduplikasi, dan kompositum adalah (a) asal usul peserta tutur, (b) kedwibahasaan peserta tutur, dan (c) dwibahasawan peserta tutur sehingga terbawanya bahasa ibu, (d) faktor internal dan (e) faktor eksternal; (5) implikasi hasil penelitian interferensi morfologi berbentuk afiksasi, reduplikasi, dan kompositum bahasa Melayu dialek Panai adalah konsep dan teori yang terdapat dalam penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan (referensi) bagi siswa dan bahan bacaan pelengkap bagi guru dalam kegiatan pembelajaran khususnya pada pembelajaran menulis karangan. Siswa sadar dan menghindari interferensi bahasa daerahnya dalam penggunaan bahasa Indonesia, guru lebih kontrastif dalam penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, lebih giat mengembangkan bahasa Indonesia melalui program yang positif, dan masyarakat lebih mendukung dan meningkatkan kesadaran dan kepedulian akan pentingnya penggunaaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sehingga terhindar dari interferensi bahasa daerah khususnya dalam penggunaan bahasa tulis. Temuan penelitian; akibat adanya proses morfologi baik afiksasi maupun reduplikasi terjadi bentuk-bentuk morfofonemik pada proses morfologi yaitu; 1) pemunculan fonem, 2) peluluhan fonem, 3) perubahan fonem, dan 4) pergeseran fonem.