Daftar Isi:
  • Globalisasi mendorong perubahan peran lembaga pendidikan tinggi, mereka ditantang untuk mengubah kurikulum secara total. Salah satu bentuk pengembangan kurikulum yang baru-baru ini mendapat perhatian serius adalah kurikulum integrasi. Kurikulum integrasi adalah perpaduan dari kurikulum nasional saat ini di Indonesia (Kurikulum 2013) dan kurikulum asing dari CIE (Cambridge International Examination). Masalahnya adalah tidak tersedianya bahan ajar yang memadai untuk kedua kurikulum secara bersamaan untuk diselenggarakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan kelayakan materi pembelajaran pada topik ekologi dan lingkungan berdasarkan kurikulum integrasi dan semua komponen literasi ilmiah. Kelayakan materi pembelajaran diperoleh melalui validasi oleh para ahli konten literasi ilmiah, ahli desain, penilaian dari guru biologi dan tanggapan siswa. Penelitian ini menggunakan model Borg dan Gall yang memiliki 10 tahap. Validasi data dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut kurikulum integrasi dan literasi sains oleh para ahli konten, kelayakan materi pembelajaran sangat layak, di mana kelayakan berdasarkan sains sebagai tubuh pengetahuan memiliki skor rata-rata 93,75%, sedangkan sains sebagai cara investigasi 88,54%, sains sebagai cara berpikir 87,5% dan untuk interaksi teknologi sains dan masyarakat 86,25%. Kelayakan desain bahan pembelajaran yang sesuai dengan ahli desain sangat layak dengan presentase 87,20%. Hasil penilaian guru biologi pada bahan ajar ini sekitar 93,74% (sangat layak). Respon siswa terhadap pengujian awal lapangan individu adalah 83,92% (sangat layak), pengujian kelompok kecil adalah 78,56% (layak) dan pengujian kelompok besar adalah 80,84% (sangat layak). Hasil belajar siswa dari kelompok eksperimen dan kontrol meningkat. Hasil uji-t tidak berpasangan yang telah diperoleh menunjukkan bahwa nilai signifikansi atau Sig. (2 tailed) = 0,000. Ini menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar yang signifikan lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibandingkan kelompok kontrol, karena Sig. (2 ekor) < 0,05.