PEMILIHAN TANPA KONTESTASI:KOTAK KOSONG VERSUS KANDIDAT TUNGGAL PADA PILKADA SERENTAK 2018 DI KABUPATEN DELI SERDANG
Main Author: | Damanik, Erond L |
---|---|
Format: | Proceeding PeerReviewed Book |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://digilib.unimed.ac.id/35857/1/text.pdf http://digilib.unimed.ac.id/35857/ |
Daftar Isi:
- Pilkada adalah pemilihan dengan kontestasi (contested election) untuk menentukan pejabat publik yakni sosok penguasa yang legitimate terhadap perumusan kebijakan publik.Artikel ini mendiskusikan realitas politik Pilkada yakni pemilihan tanpa kontestasi (uncontested election) yaitu kotak kosong versus kandidat tunggal. Pemilihan tanpa kontestasi adalah pengebirian terhadap hak-hak politik warga negara yakni untuk memilih dan dipilih. Munculnya kandidat tunggal pada Pilkada menunjuk pada kegagalan partai politik sebagai agen demokratisasi di daerah. Keharusan pemilihan dengan kontestasi berimplikasi pada pertimbangan terhadap hak politik warga negara sehingga kotak kosong harus berhadapan dengan kandidat tunggal. Untuk menjelaskan kasus ini, dipergunakan teori Dahl bahwa demokrasi responsif dilakukan dengan pemilihan pejabat publik, mekanisme pemilihan yang bebas dan adil, hak memilih inklusif, dan hak berkompetisi merebut jabatan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemilihan tanpa kontestasi yaitu kotak kosong versus kandidat tunggal disebabkan oleh faktor institusional, partai politik dan egoisme berkuasa.