SEMIOTIK DALAM GURINDAM DUA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami simbol dan makna berdasarkan kode bahasa, kode sastra dan kode budaya dalam Guruindam Dua Belas karya Raja Ali Haji. Di samping itu, penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan pada masyarakat sebab dalam Gurindam Dua Belas syarat makna akan kebaikan dan beberapa norma kemanusian seperti norma sosial kesopanan, norma kesusilaan dan sebagainya sehingga apabila itu diwujudkan maka akan menciptakan masyarakat yang madani dengan menerapkan nasehat dan petuah yang terdapat pada Gurindam Dua Belas dalam kehidupan sehari-hari. Sumber data dalam penelitian ini ialah Gurindam Dua Belas Karya Raja Ali Haji yang terdiri dari 12 Pasal dan 83 bait. Metode penelitian yang digunakan ialah metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah studi pustaka melalui membaca teks Gurindam Dua Belas dengan menggunakan metode membaca heuristik dan hermeneutik dan wawancara tidak berstruktur. Hasil penelitian yang didapat yaitu, kode bahasa ditemukan penggunaan bahasa Arab dan juga bahasa Melayu pada bait tertentu Gurindam Dua Belas. Ada beberapa istilah serapan yang berasal dari bahasa Arab, seperti kata ma’rifat, syaitan, fii’ll, syirik, mudharat, faedah, khianat, hujjah. Bahasa Melayu yakni kata repih, berperi, rompak, bapa, ketor, sesat, abdi, isteri, balai, rubuh, sebarang. Kode sastra pada Gurindam Dua Belas yaitu sesuai dengan aturan struktur dalam Gurindam dan irama yang digunakan yaitu irama yang cenderung lambat namun tegas untuk memberikan suasana khidmat. Kode budaya ditemukan adanya budaya sistem religi, budaya sistem norma sosial, dan budaya sistem politik yang selaras dengan pemahaman dan latar belakang Raja Ali Haji