Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Karakteristik pohon pada Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Resort Sei Betung, (2) Tingkat kerapatan pohon pada Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) di Resort Sei Betung, dan (3) Penyebab berkurangnya kerapatan pohon pada Taman Nasional Gunung Leuser di Resort Sei Betung. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah Resort Sei Betung, penentuan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik dokumenter, Pengukuran, observasi, dan komunikasi langsung. Teknik analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan: (1) Karakteristik Pohon di Taman Nasional Gunung Leuser pada Resort Sei Betung yang berstatus hutan konservasi dengan luas wilayah ±10.048,38 Ha. Karakteristik tinggi pohon yang berada di Resort Sei Betung melalui 9 plot sampel dengan jumlah pohon keseluruhan 85 pohon dikategorikan berada pada kelas pohon rendah karena tidak lebih dari 20 meter, banyak terdapat pada kelas stratum C. Karakeristik diameter batang pohon di Resort Sei Betung di kategorikan kedalam kelas pohon inti. (2) Tingkat Kerapatan Pohon di Taman Nasional Gunung Leuser pada Resort Sei Betung tidak lebih dari 50% jika dilihat dari persentase tingkat kerapatan relatif. Tingkat kerapatan tutupan tajuk pohon di Resort Sei Betung dari 9 plot sampel terdapat 7 plot sampel yang memiliki kelas kerapatan tutupan tajuk pohon rapat dan 2 plot sampel tidak memiliki tutupan tajuk pohon karena tidak memiliki pohon. Tingkat tutupan tajuk secara keseluruhan pada hutan Resort Sei Betung berdasarkan data pengukuran lapangan dan tabulasi nilai NDVI melalui perhitungan regresi linear dengan nilai (R) sebesar 0,825. Resort Sei Betung dikategorikan kedalam tutupan tajuk rapat seluas 7.478,82 Ha, sedangkan tutupan tajuk pohon yang termasuk kedalam kategori sedang seluas 0,27 Ha. (3) Penyebab tingkat kerapatan dan tutupan tajuk termasuk kedalam kelas jarang dibuktikan dengan adanya data lapangan yang menunjukkan kegiatan perambahan dilakukkan oleh oknum, sehingga mengurangi jumlah dan tutupan tajuk pohon yang seharusnya terus rapat. Bentuk perambahan dilatarbelakangi karena tidak jelasnya tata batas kawasan hutan. Masyarakat tidak paham mengenai kebijakan pemerintah terkait tata ruang hutan dan target perencanaannya setiap tahun.