Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) latar belakang perempuan Batak Toba menjadi Parengg-rengge di pasar Doloksanggul, (b) peran perempuan Batak Toba Parengg-rengge dalam meningkatkan taraf hidup keluarga dan (c) sejarah onan pasar Doloksanggul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data field research (penelitian lapangan) yaitu terjun langsung ke lapangan dan memperoleh data melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang telah dihimpun kemudian dianalisis sehingga mampu mendeskripsikan fenomena atas rumusan masalah penelitian. Dari hasil penelitian dilapangan diperoleh data bahwa, yang melatar belakang perempuan Batak Toba menjadi parengge-rengge adalah dorongan ekonomi untuk meningkatkan pendapatan keluarga dan persyaratan kerja di sektor informal relatif lebih rendah dan mudah bila dibandingkan dengan bekerja di sektor formal karena pendidikan yang mereka miliki cukup rendah. Perempuan yang bekerja sebagai parengge-rengge di pasar Doloksanggul memiliki peran ganda yaitu sebagai ibu rumahtangga (domestik) dan dan pedagang kaki lima (publik). Dalam bahasa Batak, pasar dikenal dengan nama onan. Onan berasal dari kata “on” dan “an” artinya ini dan itu. Sadia on, sadia an, berapa ini, berapa itu merupakan suatu kalimat tanya yang sering terucap dalam berbelanja di pasar. Versi lain menyebutkan bahwa kata Onan awalnya dikonstruksikan oleh para pelaku pasar karena pasar merupakan tempat bertemu (mardomu) orang yang dari sini (na sian on) dan orang yang dari sana (na sian an).