DIHAR SITARLAK PADA MASYARAKAT SIMALUNGUN KAJIAN SEMIOTIK
Daftar Isi:
- Penelitian ini mengkaji tentang semiotika yang terdapat dalam dihar sitarlak pada masyarakat Simalungun. Tujuannya untuk mengupas makna yang terdapat dalam dihar sitarlak dan interpretasi makna yang dilihat melalui teori semiotika. Dihar sitarlak merupakan seni bela diri yang berasal dari Simalungun yang menjadi seni pertunjukan bagi masyarakat yaitu sebagai tari penyambutan karena diiringi musik dan menggunakan busana yang khusus. Teori yang digunakan berhubungan dengan topik penelitian yaitu teori Suzanna K. Langer yang membahas gerak dan teori semiotik de Saurrsure untuk mengungkapkan makna. Waktu penelitian yang digunakan untuk membahas semiotika dihar sitarlakpada masyarakat Simalungun dilakukan selama 2 bulan yaitu akhir Agustus sampai bulan Oktober 2017. Tempat penelitian adalah Sanggar Tortor Elak-elak di Kelurahan Sirpang Dalig Raya, Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun. Populasi dalam penelitian ini adalah seniman sekaligus tokoh adat, panggual (pemusik), pandihar (orang yang bersilat) yang mengerti tentang dihar sitarlak. Teknik pengumpulan data meliputi studi pustaka, observasi, wawancara dan dokumentasi, kemudian analisis dengan metode deskriptif kualitatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, bentuk dihar sitarlak merupakan rangkaian gerak-gerak silat yang terdiri dari 7 motif utama yaitusombah, buang tinju sembah, marsimbur, mangindo (level atas), mangindo (level bawah), lakka sitolu-tolu dan sembah penutup. Busana yang digunakan dalam dihar sitarlak yaitu baju panjang dan celana panjang (hitam, merah, dan campuran hitam, putih, merah), ragi pane, suri-suri, dan gotong salalu. Iringan musik pada dihar sitarlak yaitu gondrang haro-hari, parahot, dan gual porang. Adapun semiotika yang terdapat dalam dihar sitarlak dituangkan melalui tanda (sign) yang dilihat dari bentuk gerak dalam rangkaian penyajiannya, penanda (signifier)merupakan bentuk gerak sebagai motif utama dalam dihar sitarlak, dan petanda (signified) merupakan makna yang terdapat dalam dihar sitarlak. Maka dapat diinterpretasikan makna keseluruhan dalam dihar sitarlak merupakan aktualisasi kehidupan masyarakat Simalungun dalam berbagai kondisi, seperti mengucap syukur kepada Tuhan, menghadapi cobaan, bersikap sopan dan rendah hati, menghormati dan menghargai orang lain.