PERBEDAAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA ANTARA YANG DIBERI PEMBELAJARAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN CTL DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 AEK NATAS TAHUN AJARAN 2017/2018
Daftar Isi:
- Komunikasi matematis merupakan salah satu kompetensi yang perlu diupayakan peningkatannya sebagaimana kompetensi lainnya. Suatu cara untuk mengungkapkan kemampuan komunikasi matematis di kalangan siswa pada semua tingkatan adalah dengan representasi yang relevan. Untuk mengembangkan kemampuan representasi diperlukan pemahaman matematis, yaitu pemahaman terhadap konsep, prinsip dan strategi penyelesaian. Suatu strategi yang diharapkan dapat diterapkan untuk menumbuhkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematis siswa adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dan CTL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi matematis siswa yang diberi pembelajaran dengan model kooperatif tipe Jigsaw lebih tinggi dari pada siswa yang belajar dengan model pembelajaran contextual teaching and learning dikelas VIII SMP Negeri 2 Aek Natas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VIII SMP Negeri 2 Aek Natas yang terdiri dari 6 kelas dan berjumlah 187 siswa. Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian dipilih dua kelas secara random sampling, didapat kelas VIII-5 sebagai kelas eksperimen I dan kelas VIII-2 sebagai kelas ekaperimen II yang masing-masing berjumlah 31 siswa. Kelas eksperimen I menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan keas eksperimen II menggunakan model pembelajaran CTL. Jenis penelitian ini adalah penelitian semu (quasi experiment). Pada penelitian ini, peneliti menggunakan rpp dan las yang telah memenuhi standart kevalitan dan reliabel. Instrumen pengumpul data dalam penelitian ini berupa pretest dan posttest berbentuk uraian (essay test) yang masing-masing sebanyak 4 soal. Sebelum tes diberikan kepada siswa, terlebih dahulu tes divalidkan kepada 3 orang ahli (2 orang dosen, 1 orang guru matematika SMP Negeri 2 Aek Natas) dan dinyatakan valid.Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji pada pretest untuk mengetahui apakah kedua kelas eksperimen memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Dari analisis data kelas eksperimen I diperoleh nilai rata-rata pretest 64,32 dan standart deviasi 12,20, sedangkan pada kelas eksperimen II diperoleh nilai rata-rata 65,52 dan standar deviasi 10,06. Dari analisis data skor pretest diperoleh xhitung < xtabel yaitu 1,255 < 11,05 maka disimpulkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Uji t digunakan untuk melihat kemampuan komunikasi matematis siswa, dimana sebelum pengujian hipotesis tersebut terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas data. Dari hasil analisis diperoleh bahwa sampel berasal dari iv populasi yang berdistribusi normal dan memiliki varians yang homogen. Dari hasil analisis data pada posttest diperoleh nilai rata-rata pada kelas eksperimen I 87,5 dan standar deviasi 10,58. Sedangkan pada kelas eksperimen II diperoleh nilai rata-ratanya 77,82 dan standar deviasi 11,95. Dari hasil uji-t pada taraf