EKSISTENSI INDUSTRI BATU BATA DI DESA TELUK KECAMATAN SECANGGANG KABUPATEN LANGKAT
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Faktor-faktor industri yang mendukung keberadaan industri batu bata di Desa Teluk Kecamatan Secanggang. (2) Dampak positif dan negatif adanya industri batu bata terhadap lingkungan di Desa Teluk Kecamatan Secanggang. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Teluk Kecamatan Secanggang tahun 2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha industri batu bata yang ada di Desa Teluk yang berjumlah 310. Sampel dalam penelitian ini 20 % dari populasi sehingga sampel sebanyak 62 pengusaha. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara teknik komunikasi langsung (wawancara), observasi, dan studi documenter. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisa deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) faktor-faktor industri yaitu modal operasional usaha yang digunakan pengusaha paling tinggi Rp.26.500.000.-/bulan dan terendah Rp.6.625.000,-/bulan dengan rata-rata modal Rp.14.280.081,-/bulan.Jumlah bahan baku tanah pada industri batu bata minimal 4 truk dan maksimal 15,5 truk dengan rata-rata 8,34 truk. Bahan bakar tankos maksimal 2 truk dan minimal 1 truk dengan rata-rata 1,37 truk. Jumlah tenaga kerja pada industri batu bata maksimal 11 orang/pengusaha dan minimal 3 orang/pengusaha. Seluruh pekerja merupakan penduduk Desa Teluk hal ini dapat mengurangi tingkat pengangguran. Transportasi yang digunakan untuk mengangkut tanah liat dan batu bata yang siap untuk dipasarkan adalah truk Mitsubishi fuso. Kondisi pemasaran dilihat dari cara pemasaran yaitu pemasaran tidak langsung karena seluruh pengusaha memasarkan batu bata melalui agen batu bata. Jumlah pendapatan pekerja terendah Rp.1.000.000,-/bulan dan tertinggi Rp.1.850.000,-/bulan dengan rata-rata Rp.1.475.928,-/bulan. Seluruh pekerja dengan pendapatan dibawah UMK Langkat (tahun 2016 Rp.1.965.000,-). Pendapatan pengusaha batu bata tertinggi Rp.14.310.000,-/bulan dan terendah Rp.1.810.000,-/bulan dengan rata-rata pendapatan pengusaha Rp.7.097.903,-/bulan. Terdapat (3,22%) pengusaha dengan pendapatan di bawah UMK Langkat. Hal ini berarti sebagian besar (96,77%) pendapatan pengusaha batu bata berada diatas UMK Langkat (tahun 2016 Rp.1.965.000/orang/bulan). (2). Dampak positif yang ditimbulkan dari berdirinya industri batu bata yaitu terciptanya lapangan pekerjaan, mengurangi pengangguran dengar terserapnya 334 tenaga kerja, meningkatkan pendapatan dan menumbuhkan jiwa-jiwa wirausaha. Dampak negatifnya yakni adanya cekungan akibat penggalian tanah, rusaknya jalan, asap dari pembakaran batu bata dan rusaknya lapisan tanah.