Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung di kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017 dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII-2 dan kelas VII-3 sebanyak 68 orang. Kelas VII-2 diajar menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan kelas VII-3 diajar menggunakan model pembelajaran langsung. Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Data yang digunakan adalah pretest kemampuan pemecahan masalah matematika berbentuk uraian sebanyak 3 soal dan posttest kemampuan pemecahan masalah matematika berbentuk uraian sebanyak 4 soal. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas tes dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas tes menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa selisih pretest-posttest kedua sampel berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel. Dari hasil analisis data selisih pretest-posttes dengan menggunakan uji-t pada taraf α = 0,05 diperoleh thitung > ttabel yaitu 2,402 > 1,998 yang berarti bahwa Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan siswa yang diajar dengan model pembelajaran langsung di Kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017 dengan kata lain “terdapat pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Percut Sei Tuan T.A 2016/2017”.