Daftar Isi:
  • Penelitian ini berujuan untuk mengetahui kontribusi Dalihan Na Tolu dalam Pembetukan karakter masyarakat Batak Toba dengan mengambil daerah penelitian di Desa Hutatoruan Kecamatan Tarutung Kabupaten Tapanuli Utara dan Desa Durian Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang. Penelitian ini menggunakan metode Heuristik dengan Field Research (penelitian lapangan) yaitu dengan mengadakan observasi atau pengamatan langsung ke lokasi penelitian dan melakukan wawancara terhadap responden kunci yaitu Ketua Adat atau Raja Parhata dan masyarakat Desa Hutatoruan dan Desa Durian guna mengetahui sejarah, kontribusi, falsafah Dalihan Na Tolu serta bentuk implementasinya dalam pembentukan karakternya dalam kehidupan masyarakat Batak Toba. Selanjutnya mengkaji literature serta sumber lain guna memperoleh data. Dari hasil penelitian yang dilakukan menurut asal katanya Dalihan Na Tolu artinya tungku nan tiga. Dalihan Na Tolu adalah falsafah hidup yang sudah membatu dan sulit untuk dilepaskan dari kebudayaan Batak. Orang-orang Batak memiliki harga diri yang sangat tinggi, sehingga prinsip kesamarataan dijalankan sangat serius. Untuk membentuk karakter Batak, falsafah hidup Dalihan Na Tolu harus dijalankan selaras dengan Adat dan Budaya. Marga menjadi sebuah identitas yang tidak bisa dilepaskan, sehingga orang Batak tidak bisa melepaskan sejarah nenek moyangnya. Ketika hal ini diketahui masyarakat Batak sudah mengetahui hal ini secara utuh, maka ketika sistem Dalihan Na Tolu dijalankan, akan menimbulkan karakter yang baik dan berguna dalam sistem kekerabatan. Masyarakat Batak tidak akan pernah mengabaikan sesamanya dan saling mengasihi. Dalam hal ini, bukan berarti orang Batak bersifat lembut dalam sosialisasi di masyarakat. Kehidupan dan prinsip yang kukuh menjadikan orang Batak sebagai pribadi yang kokoh atau “Pir” dalam bahasa Batak.