Daftar Isi:
  • Berbicara tentang Sejarah pasti dibenak kita merupakan salah satu peristiwa atau awal dari segala sesuatu yang terjadi di muka bumi. Ahmadiyah Qadian merupakan salam satu aliran keagamaan yang ada di Indonesia salah satunya kota Medan. Sejarah awal kedatangan Ahmadiyah ke Kota Medan tahun 1934 mulai diketahui dan diperbincangkan. Banyak terjadi pertentangan-pertentangan yang terjadi antara ulama-ulama Sumatera Timur yang diwakilkan oleh Tengku Fachruddin dan Utusan Ahmadiyah Qadian Mohd.Sadiq serta Abu Bakar Ayyub. Debat itu dilakukan di bioskop Hok Hoa pada tanggal 15 dan 22 Juli 1934 di Medan. Selain itu hasil dari keputusan debat itu merupakan salah satu dasar fatwa MUI tentang Ahmadiyah.Qadian serta membentuk Komite Pemberantas I,tikad Ahmadiyah Qadian.Untuk memperoleh data tersebut maka digunakan metode dan teknik pengumpulan data dengan metode lapangan (field reserach) dengan terjun langsung serta melakukan wawancara. Selain itu untuk mendukung dari hasil wawancara peneliti juga mencari referensi (Library Research) berupa buku, koran yang terkait pemebritaan dan lain-lainnya. Hasil dari penelitian ini menceritakan sejarah awal kedatangan Ahmadiyah Qadian di Kota Medan tahun 1934. Dari penelitian yang dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa awal kedatangan Ahmadiyah Qadian dari berangkatnya dua orang pemuda ke India, yaitu Abu Bakar Ayyub dan Ahmad Nurruddin. Kedua pemuda itu adalah lulusan dari perguruan Sumatera Thawalib yang dipimpin Dr.H Abdul Karim Amrullah (Haji Rasul) di Padang Panjang mereka ingin melanjutkan pendidikan di India. Kemudian mereka mengenal Ahmadiyah dan meminta Khalifah II Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad untuk menyiarkan Ahmadiyah ke Indonesia. Akhirnya Mirza Basyiruddin Mahmud Ahmad mengutus Maulana Rahmat Ali H.A.O.T pada tahun 1925 ke Indonesia dan untuk pertama kalinya menyebarkan di Tapaktuan. Setalah selesai menyebarkan Ahmadiyah Qadian di Tapaktuan maka ia melanjutkan perjalanannya dan melewati Medan. Untuk membantu tugas Rahmat Ali H.A.O.T maka Mohd.Sadiq serta Abu Bakar Ayyub. Sehingga karena penyebaran terjadi pertentangan antara Tengku Fachruddin dan Utusan Ahmadiyah Qadian Mohd.Sadiq serta Abu Bakar Ayyub.