ANALISIS KESULITAN GURU PAUD DALAM PELAKSANAAN KURIKULUM 2013 DI KECAMATAN KABANJAHE KABUPATEN KARO T.A 2016/2017
Daftar Isi:
- Masalah dalam penelitian ini adalah kesulitan yang dialami guru PAUD dalam kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran tematik, pendekatan saintifik dan penilaian autentik. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kesulitan yang dialami guru PAUD pelaksanaan kurikulum 2013 khususnya dalam pembelajaran tematik, pendekatan saintifik dan penilaian autentik. Pemilihan sampel dengan menggunakan purposive sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah 6 orang. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dan analisis datanya menggunakan pendekatan kualitatif deskriftif. Instrumen pengumpulan data dengan wawancara terstruktur. Data dianalisis dengan cara pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yang menjadi kesulitan guru dalam pelaksanaan kurikulum 2013 yaitu dalam pembelajaran tematik masih mengalami kesulitan dalam pengembangan Aspek seni karena kurangnya kreativitas guru dalam pembuatan media bervariasi untuk mengembangkan fantasi dan kreativitas dalam membuat suatu karya seni. Sedangkan Ke-5 aspek Yakni Aspek kognitif, Aspek NAM, Aspek sosem, Aspek psikomotorik Aspek bahasa sudah dapat terlihat di tahapan-tahapan kegiatan pembelajaran. Dalam Pendekatan Saintifik guru masih mengalami kesulitan dalam menyediakan media dalam pembelajaran sesuai dengan tema dan subtema secara nyata, ini terlihat dari penyedian media yang masih berupa gambar-gambar sederhana seperti gambar ayam, ikan, harimau, kucing, pak tani, pohon pisang dan menggunakan buku paket dari sekolah Kurangnya pengetahuan, keterampilan, biaya dan fasilitas sekolah membuat guru mengunakan media seadanya. Dalam Penilaian Autentik umumnya guru sudah mengetahui penilaian autentik mencakup ketiga aspek yakni afektif, kognitif dan psikomotorik. Hanya saja dalam penerapannya guru belum memahami waktu penilaian yang harusnya dilakukan setiap hari setelah pembelajaran selesai. Ini terjadi karena Kurangnya pemahaman dan pengetahuan tentang penilaian holistik yang meliputi penilian ke-3 aspek. Selain itu jumlah anak yang banyak membuat guru lebih memilih melakukan penilaian setiap satu bulan sekali atau bahkan diakhir semester.