PENINGKATAN KEMAMPUAN PENALARAN LOGIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DI KABUPATEN ACEH TAMIANG
Daftar Isi:
- Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui peningkatan kemampuan penalaran logis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa, (2) Mengetahui peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa, (3) Mengetahui interaksi antara model pembelajaran (pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran biasa) dengan jenis kelamin siswa (laki-laki, perempuan) terhadap peningkatan kemampuan penalaran logis siswa, (4) Mengetahui interaksi antara model pembelajaran (pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran biasa) dengan jenis kelamin siswa (laki-laki, perempuan) terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa, (5) Mengetahui proses penyelesaian jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada masing pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen yang dilakukan terhadap dua sekolah. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri 2 Percontohan Karang Baru yang berjumlah 45 siswa, dan kelas XI IPA SMA Negeri 1 Tamiang Hulu yang berjumlah 87 siswa, dengan mengambil sampel dua kelas berjumlah 45 siswa pada SMA Negeri Percontohan Karang Baru dan 53 siswa pada SMA Negeri 1 Tamiang Hulu melalui teknik cluster random sampling. Analisis data dilakukan dengan Anava dua jalur. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) Peningkatan kemampuan penalaran logis siswa yang diajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa, (2) Peningkatan kemandirian belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada siswa yang diajarkan dengan pembelajaran biasa, (3) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran (pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran biasa) dengan jenis kelamin siswa (laki-laki, perempuan) terhadap peningkatan kemampuan penalaran logis siswa, (4) Tidak terdapat interaksi antara model pembelajaran (pembelajaran berbasis masalah, pembelajaran biasa) dengan jenis kelamin siswa (laki-laki, perempuan) terhadap peningkatan kemandirian belajar siswa, (5) Proses penyelesaian jawaban siswa yang diajar dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih baik daripada yang diajar dengan pembelajaran biasa.