ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEMISKINAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS PADA 33 KABUPATEN/KOTA)
Daftar Isi:
- Pemerataan penanggulangan kemiskinan di Sumatera Utara menjadi salah satu masalah yang belum terselesaikan hingga saat ini. Ternyata berkurangnya persentase kemiskinan dalam 5 tahun terakhir di Sumatera Utara belum dapat mewakili tingkat kesejahteraan masyarakat sumatera utara. Kondisi sebenarnya di lapangan dari 33 Kabupaten kota yang ada di sumatera utara ternyata ada 22 Kabupaten/Kota yang persentase kemiskinannya pada tahun 2013 lebih dari 10 persen atau dikenal dengan istilah hardcore poverty. Dimana daerah yang persentase kemiskinan paling tinggi adalah Kabupaten Nias Utara dan Kota Gunung Sitoli yaitu sebesar 30.94 persen , sedangkan persentase kemiskinan yang terendah di provinsi sumatera utara terdapat pada Kabupaten Deli Serdang yaitu sebesar 4.71 persen. Penelitian ini memiliki rumusan masalah Bagaimana pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, dan upah minimum Kabupaten/Kota terhadap tingkat kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara?. Tujuan dari penelitian adalah untuk menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, tingkat pendidikan, dan upah minimum terhadap jumlah penduduk miskin Provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini menggunakan 165 sampel yang tersebar pada 33 Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara pada tahun 2009 sampai 2013 dengan data panel dengan metode penelitian Fixed Effect Model. Hasil dari estimasi metode OLS (Ordinary Least Square) melalui model estimasi regresi linier berganda menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap kemiskinan, dan upah minimum kabupaten/kota berpengaruh negatif terhadap kemiskinan serta pendidikan berpengaruh positif terhadap kemiskinan di Provinsi Sumatera Utara. Dan dari hasil penelitian ini diperoleh koefisien determinasi (R2) sebesar 0,948157, artinya variabel pertumbuhan ekonomi, upah minimum kabupaten/kota, dan pendidikan dapat menjelaskan kemiskinan di Sumatera Utara sebesar 94,82 persen, sedangkan sisanya 5,18 persen dijelaskan oleh variabel-variabel ekonomi lain diluar model.