Daftar Isi:
  • Istilah alienasi sudah digunakan oleh pemikir-pemikir hebat di belahan dunia Eropa seperti Hegel, Karl Marx, Sartre, Erich Fromm dan berbagai pemikir lainnya. Pemaknaan mereka terhadap istilah tersebut merujuk pada keterasingan, keterpisahan, dan ketidakberdayaan individu dari dirinya sendiri, sesamanya manusia, dan alam yang diterapkan pada konteks yang berbeda. Perasaan alienasi dialami oleh kaum marjinal seperti kuli, buruh yang tergolong ke dalam kelas pekerja. Wujud alienasi yang dialaminya disebabkan oleh faktor produksi dengan sistem kapitalisme eksploitatif. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mendorong alienasi kuli, pengaruh kuli ordonansi terhadap alienasi yang dialami oleh kuli serta jenis-jenis keterasingan yang dialami oleh kuli. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan penelitian library research dengan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan data sekunder. Teknik analisis data dilakukan dengan memahami sumber-sumber yang terhimpun kemudian menginterpretasi data tersebut, dan hasil interpretasi data disusun menjadi sebuah tulisan. Hasil penelitian menunjukkan keterasingan (alienasi) yang dialami oleh kuli di perkebunan Deli tidak terlepas dan sistem kapitalisme dan liberalisme ekonomi di Sumatera Timur, dan kuli ordonansi yang semakin mengarahkan kuli terhadap kondisi alienasi, ditambah lagi kebijakan pemerintahan belanda dengan Agrarische Wet-nya semakin memperbesar ruang bagi para pemodal dalam menciptakan alienasi bagi para kuli. Sebab, bagi para pemodal hukum telah menjadi alat kekuasaan. Dan kuli adalah sosok yang dieksploitasi dan diperbudak baik secara fisik maupun mental. Jadi, sistem yang ada telah menciptakan kuli sebagai realitas yang teralienasi