STRATEGI BERTAHAN HIDUP PENDUDUK DESA SUKAMERIAH PASCA TERJADINYA BENCANA GUNUNG SINABUNG
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa yang menjadi kendala masyarakat Desa Sukameriah dalam memenuhi kebutuhan hidup, untuk mengetahui strategi bertahan hidup masyarakat Desa Sukameriah pasca di relokasi ke Siosar dan untuk mengetahui peran pemerintah dalam membantu masyarakat Desa Sukameriah. Jenis penelitian dengan menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian menggunakan teknik observasi dan wawancara secara mendalam. Teori yang di gunakan yaitu dengan teori Survival dan teori Adaptasi. Informan dalam penelitian ini sekitar 10 orang, keseluruhannya adalah penduduk yang di relokasi ke Siosar. Hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Terdapat berbagai strategi untuk bertahan hidup penduduk desa Sukameriah yang di relokasikan ke Siosar. 2) Adapun strategi yang dilakukan penduduk yaitu dengan metode kelompok atau individual dimana hal tersebut terjalin dengan kerja sama. Terdapat berbagai dampak negative pada masyarakat pasca mereka di relokasikan seperti psikologis penduduk yang goyah, sistem pertanian yang harus di awali kembali, dan harus beradaptasi kembali juga. 3) Berbagai persepsi dan masalah yang dikatakan oleh penduduk yang di relokasi pasca di relokasikan ke Siosar tersebut. Penduduk yang di relokasikan mendapat berbagai masalah yang berhubungan dengan lokasi baru mereka, seperti harus memulai sistem tanam menanam yang baru dengan modal yang baru, beradaptasi dengan lingkungan yang dingin, sumber air yang sedikit, tanah pertanian mereka yang masih berminyak dan lain sebagainnya. Sehingga pemerintah diharapkan mampu mengatasi dan mencari solusi dari masalah mereka tersebut. Pemerintah sudah berperan penting dalam membantu penduduk yaitu dengan memberi mereka modal awal untuk bertani walaupun tidak begitu mencukupi. Selain itu pemerintah juga memberi setiap kepala keluarga rumah dan modal seperti ayam yang menjadi asset penduduk. Pemerintah juga meyumbangkan tempat ibadah seperti mesjid dan gereja kepada penduduk yang di relokasikan tersebut