Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah kemampuan pemecahan masalah matematik siswadengan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggi dibandingkan siswa dengan model pembelajaran biasa di kelas VIII SMP Negeri 6 MedanTahun Ajaran 2016/2017. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 6 Medandan sampel dalampenelitian ini adalah siswa kelas VIII-A dankelas VIII-B sebanyak 61orang.Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Data yang digunakan adalah tes PAM yang diambil dari 15 butir soal UN Sekolah Dasar dan tes kemampuan pemecahan masalah berbentuk uraian sebanyak 4 soal. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas tes dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas tes menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bahwa hasil tes PAM kedua sampel berdistribusi normal dan homogen, dengan demikian penulis bisa memberikan perlakuan kepada kedua sampel.Dari hasil analisis data diperoleh nilai rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematikyang diberi pembelajaran berbasis masalah adalah72,13dengan simpangan baku 11,85dan rata-rata hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematikyang diberi pembelajaran biasa adalah 66,25simpangan baku 11,94. Untuk uji hipotesis digunakan uji t, dari hasil perhitungan diperoleht_hitung=2,212 dan t_tabel=1,997. Ternyata t_hitung>t_tabel, sehinggaH_o ditolak dan H_aditerimamaka diperoleh kesimpulan bahwa kemampuan pemecahan masalah matematik siswa dengan model pembelajaran berbasis masalah lebih tinggidibandingkan siswa dengan model pembelajaran biasa, karena dengan pembelajaran berbasis masalah siswa didorong belajar dengan cara memahami persoalan yang ada, merencanakan strategi penyelesaiannya, memecahkan persoalan, menginterpretasikan hasil dan mentransfer keterampilannya untuk diterapkan dan akhirnya pembelajaran menjadi bermakna.