Daftar Isi:
  • Ulos merupakan kain tenun yang merupakan artefak kebudayaan suku Batak yang selalu dilestarikan karena memiliki arti tersendiri bagi suku Batak. Kain ulos yang notabene adalah sehelai kain yang didalamnya terdapat cerita proses pembuatannya, makna, fungsi, peruntukkan, dan menunjukkan status sosial bagi penggunanya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai kain ulos dalam pembahasan mengenai problema yang dialami oleh para penenun ulos dalam upaya untuk mempertahankan nilai-nilai kebudayaan yang terdapat pada ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir. Proses penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan pendekatan deskriptif. Hal ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan suatu fenomena baik pengertian, konsep, nilai serta ciri-ciri mengenai masalah-masalah yang dialami para penenun ulos di Desa Lumban Suhi-suhi Toruan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan secara observasi partisipan dengan turut mengamati aktivitas nyata dari para penenun, wawancara terhadap masyarakat yang meliputi penenun, generasi penenun, dan masyarakat yang mengetahui seluk-beluk ulos, serta studi dokumentasi yang diperoleh secara tertulis maupun lisan. Penelitian ini mendapatkan keterangan bahwa terdapat beberapa problema yang dialami oleh para penenun ulos dalam mempertahakan nilai-nilai budaya ulos tersebut. Masyarakat Batak Toba khususnya para penenun di Desa Lumban Suhi-suhi merupakan masyarakat budaya yang mencoba untuk tetap mempertahankan dan melestarikan hasil kebudayaan mereka melalui bertenun ulos, namun pada kenyataannya telah terjadi perubahan produksi yang membuat para penenun beralih menenun ulos Karo demi pemenuhan kebutuhan hidupnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah para penenun banyak yang ”buta” akan nilai-nilai budaya ulos, baik ulos Batak Toba maupun ulos Karo. Bentuk karya seni yang diciptakan oleh para penenun seyogianya mereka ketahui dan didalami baik dari segi nama, aturan, motif, fungsi, dan sebagainya. Namun, perwujudan nilai ekonomi kreatif yang dijalankan para penenun menunjukkan peran pelestarian kebudayaan walaupun mereka melestarikan kebudayaan hasil asimilasi dan pada kenyataannya mereka hanya berorientasi pada segi ekonomi.