EKSISTENSI INDUSTRI IKAN ASIN DI DESA HAJORAN KECAMATAN PANDAN KABUPATEN TAPANULI TENGAH
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui eksistensi industri ikan asin berdasarkan modal, bahan baku, tenaga kerja, transportasi, dan pemasaran. (2) Mengetahui pendapatan pekerja pada industri ikan asin di Desa Hajoran Kecamatan Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah. Penelitian ini dilakukan di Desa Hajoranpada tahun 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah semuapengusaha industri kecil ikan asin di Desa Hajoranyang berjumlah 170 pengusaha. Sampel ditentukan 20% sehingga sampel berjumlah 34 pengusaha. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah komunikasi langsung dengan analisis data deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Eksistensi industri ikan asin berdasarkan. Modal operasional produksi tertinggi pada industri ikan asin adalah Rp.150.000.000,- dan terendah Rp 70.000.000,-. Sumber modal paling banyak adalah dana sendiri (55,88%) dan sebagian kecil (44,12%) modal diperoleh dari pinjaman ke BANK. Bahan baku yang digunakan adalah ikan teter (36,06%), ikan cembolo (32,98%) dan ikan selar (30,96%). Tenaga kerja berjumlah 517 orang yakni 58,825% bukan anggota keluarga, 26,47% anggota keluarga dan 14,70% dari luar kabupaten. Alat transportasi yang digunakan adalah speed boat. Pemasaran dilakukan sebagian besar langsung kepada toke dan sebagian kecil ke pengecer.Pendapatan pengusaha seluruhnya telah dapat memenuhi kebutuhan primernya. Karena pendapatan pengusaha telah berada di atas UMR Kabupaten Tapanuli Tengah (Rp 1.575.000). Pendapatan pengusaha terendah 1 bulan terakhir adalah Rp. 5.000.000,- dan tertinggi adalah Rp.20.000.000,-. Dengan pendapatan rata-rata pengusaha adalah Rp. 10.000.000,-per bulan dan Pendapatan pekerja pada industri ikan asin ini sangat bervariasi. Berdasarkan UMR Kabupaten Tapanuli Tengah, dari 517 pekerja terdapat 166 tenaga kerja yang memperoleh upah tenaga kerja dibawah UMR yaitu pendapatan mereka kurang dari Rp.1.575.000,- dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahawa tenaga kerja tersebut belum layak hidup. Sedangkan selebihnya yakni 351 tenaga kerja memperoleh upah di atas UMR KabupatenTapanuli Tengah, bahkan ada tenaga kerja sebagian kecil (11,79%) yang memperoleh upah > Rp.3.000.000,-/pekerja dalam 1 bulan.