STRATEGI ADAPTASI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT KORBAN ERUPSI GUNUNG API SINABUNG DI POSKO PENGUNGSIAN KECAMATAN KABANJAHE
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Strategi adaptasi sosial masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung selama tinggal di posko pengungsian. (2) Strategi adaptasi ekonomi masyarakat yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung selama tinggal di posko pengungsian. Populasi dalam penelitian ini adalah kepala keluarga yang menjadi korban erupsi Gunung Api Sinabung yang tercatat masih mengungsi di posko pengungsian Kecamatan Kabanjahe sampai tanggal 9 Desember 2014, dengan jumlah 575 kepala keluarga. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional sampling, dengan cara mengambil 10% dari jumlah kepala keluarga per desa untuk masing-masing posko, sehingga jumlah responden diperoleh sebanyak 58 kepala keluarga yang dipilih secara acak. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik komunikasi langsung dengan menggunakan pedoman wawancara dan dianalisis dengan teknik deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1)Strategi adaptasi sosial yang dilakukan pengungsi adalah: (a) Strategi aktif dengan cara melakukan kegiatan ibadah dan memandang bencana dari dampak positifnya. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi aktif sebesar 100%, sedangkan dari Desa Sukanalu sebesar 97,14%.(b) Strategi pasif dengan cara bersikap pasrah pada keadaan yang mereka alami. Pengungsi dari Desa Sukanalu dan Desa Sigarang-garang menggunakan strategi aktif 100%. (c) Strategi jaringan dengan cara membina hubungan baik antar pengungsi. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi jaringan sebesar 95,65%, sedangkan dari Desa Sukanalu sebesar 94,29%. (2) Strategi adaptasi ekonomi yang dilakukan pengungsi adalah: (a) Strategi aktif dengan cara tetap bekerja untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Pengungsi dari Desa Sukanalu yang menggunakan strategi aktif sebesar 88,57%, sedangkan dari Desa Sigarang-garang sebesar 78,26%. (b) Strategi pasif dengan cara mengurangi pengeluaran keluarga. Pengungsi dari Desa Sigarang-garang yang menggunakan strategi pasif sebesar 26,09%, sedangkan dari Desa Sukanalu sebesar 11,43%.(c) Strategi jaringan dengan cara menerima bantuan dari pemerintah dan donatur, serta meminta bantuan dari keluarga dan orang-orang terdekat. Pengungsi dari Desa Sukanalu dan Desa Sigarang-garang menggunakan strategi jaringan 100%.