Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan : (1) peningkatan kemampuan komunikasi antara siswa yang diberi model problem based learning dan discovery learning. (2) peningkatan disposisi matematis antara siswa yang diberi model problem based learning dan discovery learning, (3) Interaksi antara kemampuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah) siswa dengan pembelajaran (model problem based learning dan discovery learning) terhadap kemampuan komunikasi matematis, (4) Interaksi antara kemampuan awal matematika (tinggi, sedang, rendah) siswa dengan pembelajaran (model problem based learning dan discovery learning) terhadap disposisi matematis siswa, (5) pola jawaban yang dibuat siswa dalam menyelesaikan masalah pada masing-masing pembelajaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimen. Populasi penelitian inisiswa Sekolah Menengah Pertama Al -Hidayahyang terakreditasi B.Pemilihan sampel dilakukan secara random dengan mengacak kelas. Instrumen yang digunakan terdiri dari: (1) tes kemampuan awal matematika siswa (2) tes kemampuan komunikasi, dengan pokok bahasan persegi dan persegi panjang (3) angket disposisi matematis. Adapun tes yang digunakan untuk memperoleh data adalah berbentuk uraian. Data dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif ditujukan untuk mendeskripsikan pola jawaban siswa pada model problem based learning dan discovery learning. Analisis inferensial data dilakukan dengan analisis kovarians (ANAKOVA) dan analisis varians (ANAVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan komunikasi matematika antara siswa yang diberi model problem based learning dan discovery learning. Hal ini terlihat dari hasil analisis kovarians (ANAKOVA) untuk F hitung adalah 7,14 lebih besar dari F tabel yaitu 4,00. Konstanta persamaan regresi untuk pembelajaran problem based learning yaitu 31,89 lebih besar dari discovery learning yaitu 19,28 (2) terdapat perbedaan peningkatan kemampuan disposisi matematis antara siswa yang diberi model problem based learning dan discovery learning. Hal ini terlihat dari hasil analisis kovarians (ANAKOVA) untuk F hitung adalah 10,95 lebih besar dari F tabel yaitu 4,00. Konstanta persamaan regresi untuk pembelajaran problem based learning yaitu 42,69 lebih besar dari discovery learning yaitu 30,28.(3) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan kemampuan komunikasi, (4) tidak terdapat interaksi antara pembelajaran dengan kemampuan awal siswa terhadap peningkatan dsiposisi matematis siswa, (5) Pola jawaban siswa pada pembelajaran problem based learning lebih baik dibandingkan dengan discovery learning. Berdasarkan hasil penelitian ini, maka peneliti menyarankan agar model problem based learningpada pembelajaran matematika dapat dijadikan alternatif bagi guru matematika untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan disposisi matematis siswa sebagai salah satu alternatif untuk menerapkan pembelajaran matematika yang inovatif.