Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana nilai pendidikan sosial yang terdapat didalam Tari Moyo (Tari Elang) pada masyarakat Nias di Kota Medan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori bentuk penyajian dari Hermin Kusumawati, teori nilai pendidikan sosial dari Edward Purba dan Yusnadi. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat Nias yang berurbanisasi ke Kota Medan. Sedangkan sampel pada penelitian ini adalah satu orang seniman tradisional Nias dari sanggar Furai, satu orang penyanyi, dan 4 (empat) orang penari Tari Moyo (Tari Elang). Untuk melengkapi data-data dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi lapangan, dokumentasi berupa video dan foto-foto serta melakukan wawancara. Hasil penelitian berdasarkan data yang terkumpul dapat diketahui bahwa Tari Moyo (Tari Elang)adalah tari penyambutan yang dibawakan oleh gadis-gadis Nias untuk menyambut para tamu dalam acara pernikahan. Tari Moyo (Tari Elang) yang berkembang di Kota Medan memiliki fungsi hiburan yang bersifat komersial atau sebagai tari pertunjukan karena tari ini sering ditampilkan untuk acara pernikahan. Bentuk Tari Moyo (Tari Elang) yang ada di Kota Medan terdapat 10 ragam gerak yaitu gerak kepak sayap (mamologo afi), gerak berhadapan (fatahő), gerak berselisih (Faonda), lingkaran (sieligő), berhadapan (fatahő) kembali, berselisih (Faonda), berkomunikasi (fahuhuo), menjemput (famaondragő), lingkaran (sieligő), lalu kembali (mangawei). Nilai pendidikan sosial yang terdapat dalam Tari Moyo (Tari Elang)yaitu rasa kebersamaan yang terdapat pada ragam gerak mamologo afi,faonda, dan sieligő. Rasa ikut memiliki terdapat dalam gerak famaondragő. Rasa tanggung jawab terlihat dalam gerak sieligődan famaondragő. Kekompakan dilihat dari mamologo afi. Serta rasa keterikatan dan rasa sayang terlihat dalam gerak fahuhu