Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh tingkat kemasakan telur ayam yang telah diberi suplementasi piridoksin terhadap kemanjurannya dalam mempertahankan kadar protein total serum tikus putih yang disebabkan oleh toksin tetanus. Dalam penelitian digunakan 12 ekor tikus putih dewasa berumur 2–3 bulan, terdiri dari 6 ekor jantan dan 6 ekor betina. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah pemberian kuning telur dengan tingkat kemasakan yang bervariasi yaitu mentah, setengah matang, matang dan tidak diberikan kuning telur. Kemudian tikus putih disuntik dengan toksin tetanus 150 IU/0,5 mL/ekor. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis varian pada taraf signifikan α = 0,01 dan dilanjutkan dengan uji beda nyata (BNT). Kadar protein total serum tikus putih yang diberi kuning telur mentah, setengah matang, matang dan kemudian disuntikkan tetanus berturut-turut adalah 5,87 g/dL; 6,79 g/dL; 7,36 g/dL sedangkan tikus putih yang tidak diberi kuning telur memberikan kadar total protein sebesar 4,91 g/dL. Suhu IgY kuning telur setengah matang yang dimasak pada suhu air 60-70 °C adalah sebesar 45°C. Sedangkan, suhu IgY kuning telur matang yang dimasak pada suhu 80-90 °C adalah sebesar 55°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh tingkat pemasakan telur ayam yang telah diberi suplementasi piridoksin terhadap kemanjurannya mencegah gangguan biosintesis protein yang diakibatkan oleh infeksi toksin tetanus. Selanjutnya disimpulkan bahwa pemberian kuning telur matang pada tikus putih akan membentuk kadar total protein paling tinggi.