EFEK TOKSIK FORMALDEHID TERHADAP ORGAN REPRODUKSI TIKUS BETINA (Rattus norvegicus) YANG DIBERI EKSTRAK ETANOL DAUN BUASBUAS (Premna pubescens. Blume)
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efek toksik formaldehid terhadap (i) berat badan, (ii) berat ovarium dan berat uterus, (iii) nilai SGPT dan SGOT, (iv) gambaran histologis ovarium dan uterus tikus putih yang diberi ekstrak etanol daun Buasbuas (Premna pubescens Blume)/EEP. Jenis penelitian adalah ekperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial menggunakan 24 ekor tikus putih betina (Rattus norvegicus) galur wistar yang dibagi menjadi empat kelompok : (i) kontrol (tanpa pemberian formaldehid dan EEP), (ii) formaldehid 37% 125mg/kgbb, (iii) formaldehid 37% 125mg/kgbb + EEP 250 mg/kgbb, (iv) EEP 250 mg/kgbb. Pemberian formaldehid 37% pada kelompok (ii), (iii), (iv) dilakukan selama 28 hari dengan menggunakan oral sonde. Pengukuran berat badan tikus putih dilakukan tiap empat hari sekali, dan diakhir penelitian sebelum adanya pembedahan, dilakukan pengambilan sampel darah tikus putih dari sinus orbitalis dengan menggunakan pipa hematokrit dan tabung EDTA untuk dilakukan pengujian besar toksisitas dengan parameter SGPT dan SGOT. Pengambilan sampel ovarium dan uterus dilakukan untuk pengukuran berat ovarium dan uterus serta pembuatan preparat histologis dengan pewarnaan hematoksilin-eosin (HE). Pengamatan histologi menggunakan flouroscence microscope. Data berat badan, berat ovarium, berat uterus, nilai SGPT dan SGOT dianalisis dengan menggunakan uji ANAVA dan dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa formaldehid dapat menurunkan berat badan, berat ovarium dan berat uterus serta menaikkan nilai SGPT dan SGOT. Dan perbandingan setelah pemberian EEP, maka hasil yang didapat bahwa EEP mampu menurunkan nilai SGPT dan SGOT. Gambaran histologi ovarium menunjukkan bahwa pemberian formaldehid mampu menurunkan jumlah dan diameter corpus luteum, tinggi epitel endometrium serta menaikkan diameter pembuluh darah. Dan tampak adanya perbaikan pada preparat histologi ovarium dan uterus setelah pemberian EEP 250 mg/kgbb.