UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 3 PERCUT SEI TUAN T.A. 2015/2016
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk : (1) mengetahui bagaimana peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok, (2) mengetahui bagaimana keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian yaitu siswa kelas VIII-2 yang berjumlah 33 siswa. Objek penelitian ini adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas 2 siklus. Pada siklus I kemampuan pemecahan masalah matematis siswa masih dalam kategori rendah, yaitu nilai rata-rata 58,18 dengan 19 siswa dari 33 siswa telah mencapai kemampuan pemecahan masalah ≥ 65. Pada siklus I ini, kemampuan pemecahan masalah secara klasikal belum tercapai karena masih 57,58%, sehingga pembelajaran dilanjutkan ke siklus II. Pada siklus II kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dalam kategori sedang, yaitu nilai rata-rata 79,59 dengan 29 siswa dari 33 siswa telah mencapai kemampuan pemecahan masalah ≥ 65. Pada siklus II ini, kemampuan pemecahan masalah secara klasikal sudah tercapai yaitu sebanyak 87,88%, maka tindakan dihentikan. Berdasarkan hasil kemampuan pemecahan masalah siswa dari siklus I ke siklus II disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe Investigasi Kelompok, dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. Pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe investigasi kelompok pada siklus I dikatakan tidak efektif, karena salah satu indikator efektivitas pembelajaran yaitu ketuntasan klasikal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa tidak mencapai 85% ( 57,58%). Sedangkan pada siklus II pembelajaran dikatakan efektif karena (1) ketuntasan klasikal tes kemampuan pemecahan masalah matematis siswa mencapai 87,88%, (2) ketuntasan tujuan pembelajaran telah dicapai oleh ≥ 65% siswa, (3) waktu yang dibutuhkan untuk proses pembelajaran tidak melebihi seperti biasa, dan (4) respon positif dari siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan