PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN SISWA PADA MATERI SISTEM KOLOID
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model problem based learning menggunakan Macromedia Flash lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar dan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model konvensional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 7 Medan yang mengambil jurusan IPA. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil secara random sampling sebanyak dua kelas, yakni satu kelas sebagai kelas eksperimen yang dibelajarkan dengan penerapan model problem based learning menggunakan macromedia flash dan satu kelas sebagai kelas kontrol yang dibelajarkan dengan model konvensional. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari instrumen tes dan instrumen non tes. Instrumen non tes yang digunakan terdiri dari lembar observasi keaktifan siswa. Instrumen tes yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 20 soal dengan reliabilitas 0,823. Berdasarkan hasil uji persyaratan data, diketahui bahwa data hasil pretest, posttest dan gain pada kelas eksperimen dan kontrol berdistribusi normal dan homogen. Untuk uji hipotesis I mengenai peningkatan hasil belajar dengan taraf signifikan 0,05 diperoleh data thitung > ttabel yakni 7,107 > 1,669, yang berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model problem based learning menggunakan macromedia flash (79%) lebih tinggi daripada peningkatan hasil belajar siswa yang mendapat pembelajaran model konvensional (65%), sedangkan untuk uji hipotesis II mengenai peningkatan keaktifan siswa diperoleh data thitung > ttabel yakni 9,053 > 1,669 yang berarti Ha diterima dan tolak Ho yaitu peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model problem based learning menggunakan macromedia flash (74%) lebih tinggi daripada peningkatan keaktifan siswa yang mendapat pembelajaran model konvensional (52%).