Daftar Isi:
  • Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui (1) persepsi PUS terhadap gerakan keluarga berencana ditinjau dari tingkat pendidikan PUS, (2) persepsi PUS terhadap gerakan keluarga berencana ditinjau dari pekejaan PUS, (3) persepsi PUS terhadap gerakan keluarga berencana ditinjau dari budaya yang dianut PUS tentang jumlah dan nilai anak di Desa Padangsiandomang Kecamatan Garoga. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Padangsiandomang Kecamatan Garoga Kabupaten Tapanuli Utara tahun 2016. Populasi dalam penelitian ini adalah PUS yang aktif dalam gerakan keluarga berencana yang berjumlah 70 PUS. Mengingat jumlah populasi yang relatif sedikit, maka populasi dijadikan sebagai sampel. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah komunikasi langsung dan data diolah menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) persepsi PUS terhadap gerakan keluarga berencana ditinjau dari pendidikan PUS yakni PUS yang memiliki pendidikan rendah (tidak tamat SD, SD, SMP, SMA) pada umumnya (80%) tidak setuju dengan adanya gerakan keluarga berencana dan memiliki anak 3-8 orang, PUS yang memiliki pendidikan tinggi setuju dengan adanya gerakan keluarga berencana. (2) Persepsi PUS ditinjau dari pekerjan yaitu PUS yang bekerja sebagai petani, sebagian besar (74,29 %) memiliki jumlah anak 3-8 orang dan tidak setuju dengan adanya gerakan keluarga berencana namun mereka ikut aktif dalam gerakan ini untuk menjarakkan antara satu kelahiran dengan kelahiran anak berikutnya dan bukan untuk membatasi jumlah kelahiran. (3) Persepsi PUS terhadap gerakan keluarga berencana ditinjau dari budaya yang dianut PUS tentang jumlah dan nilai anak PUS adalah gerakan keluarga berencana bertentangan dengan budaya dan PUS mengikuti budaya lama yaitu anak laki- laki sebagai penerus marga (klan),anak laki-laki sebagai ahli waris, anak sebagai pembawa sahala (wibawa) orangtua, anak laki- laki sebagai pelaksana adat dan anak sebagai pembawa rejeki (banyak anak banyak rejeki).