ANALISIS NILAI TAMBAH DAN BEBERAPA KENDALA AGROINDUSTRI DI KABUPATEN BIREUEN
Main Author: | Nanda Firmanda |
---|---|
Format: | Bachelors |
Bahasa: | ind |
Terbitan: |
Fakultas Pertanian
, 2014
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=9848 |
Daftar Isi:
- ANALISIS NILAI TAMBAH DAN BEBERAPA KENDALA AGROINDUSTRI KABUPATEN BIREUENOLEHNanda Firmanda/Agribisnis UnsyiahABSTRAKPenelitian ini dilakukan di daerah Kecamatan Gandapura, Kecamatan Jeumpa, Kecamatan Samalanga, dan Kecamatan Peusangan Selatan yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan Agroindustri di Kabupaten Bireuen dari segi nilai tambah. Waktu penelitian ini dimulai dari tanggal 13 Oktober 2013 sampai 17 Februari 2014. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling, dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Ditinjau dari aspek pertanian dan industri di Kabupaten Bireuen, pertumbuhan perekonomian Kabupaten ini sangat dipengaruhi oleh sector pertanian seperti pada pertanian padi yang dihasilkan pada tahun 2012 sebesar 165.357 ton dengan luas panen sebesar 30.966 ha, perkebunan seperti pada perkebunan kelapa yang dihasilkan pada tahun 2012 mencapai 15.997 ton, perkebunan kelapa sawit 12.455 ton, perkebunan pinang 11.666 ton, perkebunan kakao 3.883 ton, perkebunan karet 1.011 ton dan perkebunan kemiri 289 ton. Jumlah industri di Kabupaten Bireuen dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan, tercatat pada tahun 2012 terdapat 3.143 unit. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Agroindustri di Kabupaten Bireuen memiliki peluang strategis untuk pengembangan kedepannya. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian rata-rata nilai tambah agroindustri bubuk kopi yaitu sebesar Rp 11.428/kg bahan baku dengan persentase sebesar 79,9%, agroindustri kilang padi yaitu sebesar Rp 1.899/kg bahan baku dengan persentase sebesar 13,5%, dan agroindustri sabut kelapa yaitu sebesar Rp 655/kg dengan persentase sebesar 4,6%. Kendala agroindustri di Kabupaten Bireuen terkendala dalam sistem pembayaran kepada produsen yang dilakukan secara non-tunai, dalam persaingan pemasaran produk, dan dalam hal kapasitas pengolahan.Kata Kunci: Agroindustri, Nilai Tambah, Kendala
- Banda Aceh