ANALISIS PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA KELAPA GONGSENG "U NEULHEU DI KEMUKIMAN LAMLHOM KECAMATAN LHOKNGA KABUPATEN ACER BESAR
Main Author: | Afrida |
---|---|
Format: | |
Online Access: |
http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=83943 |
Daftar Isi:
- AFRID A, "Analisis Pendapatan Industri Rumah Tangga Kelapa Gongseng di Kemukiman Lamlhom Kecamatan Lhoknga Kabupaten Aceh Besar", dibawah bimbingan Ibu Zakiah, S.P, M.Si sebagai pembimbing Utama dan Bapak: T. Saiful Bahri S.P, M.P sebagai pembimbing kedua.Kelapa Gongseng merupakan salah satu produksi dari basil olahan dari buah kelapa yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi juga merupakan salah satu sumber yang mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah yang relatif besar selain itu dengan adanya industri rumah tangga kelapa gongseng ak:an meningkatkan harga buah kelapa tersebut sehingga dapat memberikan keuntungan antara pengusaha dan petani kelapa.Penelitian ini pada dasarnya menggunak:an Analisis Pendapatan dan Analisis Benefit Cost Ratio untuk mengetahui besarnya pendapatan pada industri rumah tangga kelapa gongseng serta untuk mengetahui keadaan usaha tersebut, apakah usaha tersebut dapat terus dijalankan atau tidak.Berdasarkan basil penelitian menunjukkan rata-rata besarnya biaya produksi yang dikeluarkan oleh para pengusaha industri rumah tangga kelapa gongseng perbulan sebesar Rp 5.074.631,- oleh pengusaha yang mempunyai mesin penggiling dengan jumlah produksi 840 kg/buJan dan Rp 4.124.521,- oleh pengusaha yang tidak mempunyai mesin peoggiling dengan jumlah produksi 622,22 kg/bulan. Harga jual dari kelapa gongseng Rp 8.000.Hasil penelitian menunjuk.kan bahwa rata-rata besarnya pendapatan bersih yang diterima masing-masing para pengusaha kelapa gongseng perbulan sebesar Rp 1.644.368, 10,- oleh pengusaha yang mempunyai mesin penggiling dan Rp 771.033,92,- oleh pengusaha yang tidak mempunyai mesin penggiling. Analisis Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) yang diperoleh oleh pengusaha yang mempunyai mesin penggiling adalah 1,32 yang mengartikan bahwa setiap penambahan biaya satu rupiah akan menambah penerirnaan sebesar 1,32 dan Benefit Cost Ratio yang diperoleh oleh pengusaha yang tidak mempunyai mesin penggilng adalah 1,18 dan ini menunjukkan bahwa industri rumah tangga kelapa gongseng dapat terus dijalankan.Berdasarkan biaya produksi yang dikeluarkan, maka dapat diketahui BEP volume produksi bagi pengusaha yang punya mesin penggiling sebesar 634,45 kg kelapa gongseng dengan BEP harga produksi sebesar Rp 6.041,23,-/kg sedangkan bagi pengusaha yang tidak punya mesin penggiling diperoleh BEP volume produksi sebesar 528,06 kg kelapa gongseng dengan BEP harga produksi sebesar Rp 6.628,72,-/kg. Return of lnvesment (ROI) yang diperoleh pada pengusaha yang punya mesin penggiling sebesar 132% menggambarkan bahwa dari Rp 1,00 modal yang diguna.kan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 132. dan pada pengusaha yang tidak mempunyai mesin pcnggiling ROI diperoleb sebesar 118% menggambarkan bahwa dari Rp 1,00 modal yang digunakan akan diperoleh keuntungan sebesar Rp 118.