ANALISIS POTENSI DAN KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN OBAT DI SEKITAR KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER (TNGL) STUDI KASUS DESA KETAMBE KECAMATAN KETAMBE KABUPATEN ACEH TENGGARA
Main Author: | RAHYUMI BAHAR |
---|---|
Format: | |
Online Access: |
http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=70926 |
Daftar Isi:
- AbstrakDesa Ketambe merupakan salah satu desa yang berbatasan langsung dengan TNGL. Hal ini memungkinkan adanya interaksi antara masyarakat Desa ketambe dengan hutan di sekitar kawasan TNGL tersebut. Bentuk interaksi tersebut adalah pemanfaatan hasil hutan sebagi bahan obat. Namun demikian, data mengenai tumbuhan obat yang tumbuh di hutan tersebut belum seluruhnya terdokumentasi, sehingga dilakukan inventarisasi potensi tumbuhan obat di sekitar kawasan TNGL serta pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat Desa Ketambe, mengidentifikasi tumbuhan dan potensi tumbuhan obat di sekitar kawasan TNGL, menghitung Indeks Nilai Penting dan Indeks Keanekaragaman tumbuhan di sekitar kawasan TNGL Desa Ketambe.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai Juli 2019. Metode yang dilakukan meliputi analisis vegetasi, wawancara, dan studi literatur. Analisis vegetasi yang digunakan adalah metode kombinasi jalur dan garis berpetak dengan ukuran 20 m x 100 m, sebanyak 10 jalur. Data megenai pengetahuan masyarakat tentang penggunaan tumbuhan obat dikumpulkan dengan metode Participatory Rural Appraisal.Tumbuhan yang digunakan oleh masyarakat Desa Ketambe diperoleh 31 jenis yang digunakan sebagai obat, bagian yang paling banyak digunakan adalah daun (41,94%), kulit batang (29,03%), batang, getah, dan pucuk masing-masing (6,45%), sedangkan yang paling sedikit adalah akar, buah, dan umbi masing-masing (3,23%). Hasil analisis vegetasi diperoleh sebanyak 158 spesies dari 58 suku. Dari 158 spesies yang ditemukan 16 spesies (10,13%) yang sudah digunakan masyarakat sebagai obat dan bahan obat dan sebanyak 70 spesies (44,30%) merupakan tumbuhan yang berpotensi obat dari 38 suku. Suku yang paling paling tinggi adalah Euphorbiaceae 10 spesies (14,29%). Spesies tumbuhan yang berpotensi obat dikelompokkan ke dalam 13 kelompok penyakit, sebagian besar digunakan untuk mengobati penyakit guna-guna. Indeks Nilai Penting (INP) tertinggi pada tumbuhan bawah [Curcuma zedoaria (58,58%)], semai [Diospyros sumatrana (29,05%)], pancang [Diospyros sumatrana (31,15%)], tiang [Diospyros sumatrana (35,83%)] dan pohon [Diospyros sumatrana (34,08%)]. Indeks Keanekaragaman pada tingkat tumbuhan bawah (1,64), semai (3,31), pancang (3,56), tiang (3,55) dan pohon (3,87). Kata kunci: Desa Ketambe, potensi, tumbuhan obat