APLIKASI HERBISIDA GLIFOSAT DAN PARAQUAT PADA SISTEM TANPA OLAH TANAH SERTA PENGARUHNYA TERHADAP PERTUMBUHAN GULMA, PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN JAGUNG ( ZEA MAYS L.)

Main Author: Marista Vonna Permata Nandi
Format: Bachelors
Bahasa: ind
Terbitan: Fakultas Pertanian , 2014
Subjects:
Online Access: http://etd.unsyiah.ac.id//index.php?p=show_detail&id=5590
Daftar Isi:
  • Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis dan dosis herbisida yang paling baik terhadap penekanan gulma, pertumbuhan dan hasil tanaman jagung pada lahan tanpa olah tanah. Penelitian ini dilaksanakan di Research and Development PT. Syngenta, Desa Balonggandu Kecamatan Jati Sari Kabupaten Karawang Jawa Barat, sejak April sampai dengan Juli 2013. Rancangan yang digunakan ialah Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang diulang sebanyak tiga kali. Faktor yang diteliti ialah dosis herbisida glifosat 0,82, 1,64 dan 2,48 L ha-1, dosis herbisida paraquat 1,08, 3,6 dan 5,4 L ha-1, penyiangan 3 dan 6 MST dan kontrol. Aplikasi herbisida dilakukan pada saat 7 hari sebelum tanam dan 28 hari setelah tanam. Peubah yang diamati ialah bobot kering gulma, efikasi herbisida terhadap gulma, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, bobot biji kering per tongkol dan hasil jagung.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aplikasi herbisida glifosat dan paraquat berpengaruh terhadap bobot kering gulma, efikasi herbisida terhadap gulma, tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, diameter tongkol, bobot tongkol, bobot biji kering per tongkol dan hasil jagung, namun tidak berpengaruh terhadap panjang tongkol.Perlakuan TOT dengan menggunakan glifosat dan paraquat dapat menekan pertumbuhan gulma dan memacu pertumbuhan tanaman jagung. Perlakuan herbisida glifosat dengan dosis 1,64 L ha-1 cukup efektif dalam menekan gulma dan hasil jagung tertinggi 7,93 ton ha-1 dan perlakuan herbisida paraquat dengan dosis 3,6 L ha-1 efektif dalam mengendalikan gulma dan meningkatkan pertumbuhan serta hasil jagung sebanyak 7,13 ton ha-1.
  • Banda Aceh